Kehadiran Metro Xinwen membuat bangsa ini maju beberapa langkah dalam menerima perbedaan. Tidak bisa disangkal juga bahwa acara ini menyasar para keturunan Tionghoa Indonesia. Namun, bila Anda sedang belajar Bahasa Mandarin, simak saja terus acara ini.
Metro Xinwen adalah tayangan jurnalistik berbahasa Mandarin pertama di Indonesia. Ya, tayangan yang pertama kali mengudara pada tahun 2001 ini merupakan sebuah terobosan berani dari pemilik Metro TV Surya Paloh saat itu. Betapa tidak, sampai tahun 1998, etnis Tionghoa seakan sulit untuk memperoleh pengakuan sejajar dengan etnis pribumi. Baik itu dalam penggunaan bahasa, apalagi untuk keperluan dunia jurnalistik. Selama 32 tahun, pemerintahan Presiden Soeharto melarang segala hal yang berhubungan dengan Tiongkok, dari bahasa, kesenian, hingga tampil di hadapan masyarakat.
“Program Xinwen merupakan aktualisasi Metro TV dalam mengangkat kebhinekaan di Indonesia. Misi ini sekaligus untuk mengembangkan toleransi, kemajemukan, dan memberikan kesadaran keanekaragaman budaya di Indonesia,” ujar Head of Program & Development Metro TV Kioen Moe.
Sebagai program berita berbahasa Mandarin, masyarakat Tionghoa tentu menyambut baik acara ini. Apalagi, Metro Xinwen adalah program pionir berbahasa Mandarin di Indonesia. Pada awalnya memang generasi tua Tionghoa yang menonton, mulai dari ibu-ibu rumah tangga hingga penonton pria yang belum pergi ke kantor. Hanya sebagian kecil usia muda yang menonton. Namun, seiring dengan makin berkembangnya Bahasa Mandarin di Indonesia, sedikit demi sedikit penonton usia muda mulai menikmati Metro Xinwen. Hal itu dikarenakan pelajaran Mandarin di sekolah-sekolah mulai menjamur.
Lalu, di mana saja kantong-kantong penonton Metro Xinwen? Tentu saja daerah dengan populasi penduduk Tionghoa Indonesia yang cukup besar. Sebagai contoh Kioen menyebutkan kota Medan, Surabaya, Semarang, Jakarta, Pontianak, hingga Bangka Belitung. “Selain itu populasi yang cukup besar di suatu daerah tertentu sangat memengaruhi jumlah pemirsa,” tambah Kioen.
Agar lebih mengikat penonton, Metro Xinwen punya cara khusus. Salah satunya adalah dengan hadirnya komunitas Tionghoa di Indonesia untuk terlibat dalam konten program. Mereka diajak untuk peduli kepada program yang mengembangkan toleransi, kemajemukan, dan edukasi baik bagi masyarakat Tionghoa Indonesia dan masyarakat secara umum. Tentunya juga menghasilkan konten budaya yang berkaitan dengan tradisi masyarakat Tionghoa itu sendiri. “Kami juga punya program pelatihan citizen journalism berbahasa Mandarin bekerjasama dengan komunitas muda Tionghoa,” jelas Kioen lagi.
Dari pengalaman menjalankan program ini, ternyata ada beberapa tayangan favorit untuk penduduk Tionghoa Indonesia. Jika berbicara soal gaya hidup, mereka senang sekali dengan tayangan kuliner. Untuk berita, yang disenangi adalah konten seputar permasalahan di kota atau metropolitan, dan terakhir adalah wawancara dengan para tokoh inspiratif.
Yang paling penting dari kehadiran Metro Xinwen adalah penegasan bahwa kalangan Tionghoa sudah menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Tidak ada perbedaan lagi atau merasa berbeda. Ini menjadi titik penting seiring kehadiran Metro Xinwen bagi kalangan Tionghoa Indonesia, terutama generasi muda. Paradigma pun ikut berubah dan terbangun.
Jika dahulu kalangan muda mereka hanya terpikir untuk masuk ke dunia usaha, kehadiran Metro Xin Wen menyajikan berbagai kalangan profesi yang kini dijajal penduduk Tionghoa di Indonesia. Mulai dari jurnalis, politikus, sampai menjadi seorang artis. Misalnya saja profesi jurnalistik. Keberanian generasi muda Tionghoa untuk menjadi seorang jurnalis tidak terlepas dari kehadiran Metro Xinwen. Sejak edisi pertama hingga saat ini, jurnalis-jurnalis keturunan Tionghoa yang fasih berbahasa Mandarin bermunculan mulai dari Catherine Keng, Candy Jorian, Sumi Yang, sampai generasi muda terbaru Maggie Calista.
Programnya pun kini turut berkembang, selain hadir pada malam hari di hari kerja, Metro Xinwen muncul di akhir pekan lewat Metro Xin Wen Lifestyle. Sempat hadir pula di acara siang hari khas Metro TV Wide Shot yang dibawakan presenter Sumi Yang. Sesekali si presenter cantik menyapa dan mengajari penonton bahasa-bahasa Mandarin dasar.