Segelintir orang mungkin hanya mengenal introvert dan ekstrovert sebagai dua tipe kepribadian. Padahal, ada jenis lain yang mengadopsi beberapa ciri khas dari keduanya, yang disebut sebagai ambivert.
Melansir Verywell Mind, introvert acap dicirikan sebagai orang yang cenderung merasa nyaman dalam kesendirian dan membutuhkan ketenangan untuk mengisi ulang energi. Mereka juga kerap merasa lelah jika terlalu banyak bersosialisasi.
Di sisi lain, ada ekstrovert yang mendapatkan energi dari bersosialisasi. Mereka senang berada di tengah keramaian, dan justru merasa segar setelah menghadiri pesta atau berkumpul dengan banyak orang.
BACA JUGA: Viral di TikTok, 6 Suplemen Herbal Ini Bisa Sebabkan Gangguan Hati
Adapun satu tipe kepribadian lain yang sering diabaikan adalah ekstrovert introvert, atau yang lebih dikenal sebagai ambivert. Orang dengan tipe ini memiliki keseimbangan antara sifat introvert dan ekstrovert.
Mereka bisa menikmati interaksi sosial, tapi di saat yang sama, juga membutuhkan waktu untuk sendiri. Setelah bersosialisasi terlalu lama, mereka akan merasa kelelahan dan butuh waktu untuk menyendiri.
Rumitnya menjadi Ambivert
Banyak yang tidak mengerti bahwa meski seorang ambivert senang bersosialisasi, mereka juga butuh waktu untuk diri sendiri. Misalnya, seseorang mungkin senang bersosialisasi, tapi setelah itu berakhir, mereka merasa lelah dan membutuhkan ketenangan.
Sikap ini bisa terlihat ‘tidak konsisten’ oleh orang lain, padahal sebenarnya ini adalah bagian dari sifat ambivert. Bagi mereka, keseimbangan adalah kunci; terlalu banyak perhatian atau interaksi bisa melelahkan, tetapi terlalu sedikit interaksi juga bisa membuatnya merasa terisolasi.
Apakah Anda termasuk tipe orang yang seperti ini? Kalau demikian, Anda perlu mengenali dan menerima kebutuhan pribadi untuk mengatasi tantangan tersebut. Salah satunya adalah dengan memahami apa yang memberi energi dan apa yang menguras energi.
BACA JUGA: 5 Cara Mencapai Kesehatan Fisik dan Mental dengan Frugal Living
Misalnya, jika Anda senang mengadakan pertemuan sosial, pastikan ada batas waktu agar bisa beristirahat setelahnya. Atau, jika ingin bersosialisasi, pilihlah tempat yang nyaman tanpa harus menjadi tuan rumah.
Selain itu, penting juga untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar tentang kebutuhan ini. Dengan begitu, orang lain bisa memahami bahwa keinginan untuk menyendiri bukan berarti menjauh, tetapi hanya cara untuk mengisi ulang energi.
Pada intinya, menjadi seorang ambivert bukan sesuatu yang aneh. Kuncinya adalah mengenali kebutuhan sosial dan pribadi, serta menemukan cara untuk menjaga keseimbangan antara bersosialisasi dan waktu untuk diri sendiri.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz