Mengenal Dian Rusidana Hakim, Produsen Drone Pertama di Indonesia

marketeers article

Berada di bawah kendali Dian Rusdiana Hakim, PT Aero Terra Indonesia (Aeroterrascan) menjadi pengharum nama bangsa di dunia kedirgantaraan. Berawal dari hobi aeromodelling yang ia tekuni 20 tahun lalu, keseriusan Dian mengantarkan dirinya menjadi produsen pesawat tanpa awak (drone) pertama di Indonesia.

“Sekitar tujuh atau delapan tahun yang lalu, rata-rata produsen pesawat sebatas menjual pesawat mereka tanpa tujuan yang jelas. Menurut saya, ketika kita menjual pesawat, maka pembeli harus mengetahui apa fungsinya. Aeroterrascan mengambil peluang ini dengan menawarkan drone untuk melakukan pemetaan yang terukur. Kami menjual aplikasi, bukan sekadar alat,” jelas Dian yang mengawali karir di dunia robotik.

Bukan untuk memenuhi kebutuhan hobi di bidang fotografi, drone produksi Aeroterrascan ditujukan untuk aktivitas di dunia sipil. Tak sama seperti produsen drone pada umumnya, Aeroterrascan merambah industri berskala besar, mulai dari perhutanan, perkebunanan, pertambangan, hingga militer.

Photo Credits: Rizki Priya/ Marketeers

Berawal dari perusahaan Kelapa Sawit milik PT Sinarmas Agro Resources And Technology, Tbk yang menjadi klien pertama Aeroterrascan, Dian kemudian menunjukkan pemanfaatan drone bagi bisnis perkebunan. Melalui drone, pelaku bisnis perkebunan dapat melakukan pemetaan yang lebih terukur dibandingkan pemetaan yang dilakukan secara manual.

Ada cerita lucu yang pernah dialami klien Aeroterrascan, ketika salah satu lembaga mengukur luas perkebunan secara manual dengan melakukan survei langsung kepada pemilik lahan, ternyata hasilnya melampaui luas pulau itu sendiri. Namun saat menggunakan drone, hasil yang diperoleh pun lebih terukur dan akurat. Bahkan, pelaku bisnis dapat menghemat hingga miliaran rupiah per bulan lantaran tak ada lagi permainan kotor antara para kontraktor dengan mandor.

Kontribusi Aeroterrascan bukan sebatas di dunia bisnis semata, mereka telah banyak berkontribusi bagi dunia militer maupun kemanan Indonesia. Bahkan, saat ini Dian tengah mengembangkan drone untuk urusan logistik dan medivac untuk mengevakuasi korban kecelakaan atau bencana.

Photo Credits: Rizki Priya/ Marketeers

Drone ini dapat digunakan untuk mengevakuasi korban, semisal kecelakan di area pertambangan untuk diantar ke rumah sakit menggunakan drone ini,” jelas Dian.

Sementara untuk bidang transportasi, Aeroterrascan tengah melakukan uji coba drone sebagai personal transportation yang mereka namakan Dadali.  “Kita sebut ini dengan drone berawak namun menggunakan komputer. Single and double seater, elektrik, tidak bermesin, memiliki banyak baling-baling, dan lebih aman dari helikopter,” papar Dian yang berhasil memimpin Aeroterrascan mencatatkan pertumbuhan bisnis mencapai 27% di tahun lalu.

Aeroterrascan akan mengawali uji coba untuk drone di bidang medis dan segera mengajukan sertifikasi. Sementara untuk personal transportation dan logistik, Dian mengatakan dibutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, ia mengaku terbuka dengan investor yang tertarik bekerjasama, termasuk berkolaborasi dengan para pemain startup yang telah mapan seperti Gojek dan Bukalapak.

Kini, Dian tengah menyiapkan roket untuk menerbangkan nama Indonesia ke luar angkasa. Ini menjadi salah satu mimpi besar Dian yang telah terpupuk lama di dalam dirinya.

20557835 – launch a spacecraft into space.

“Obsesi saya ingin membawa nama Indonesia ke luar angkasa. Jadi, saya mau membuat roket amatir yang dapat menembus batasan keluar angkasa dan mengibarkan bendera Indonesia,” ujar Dian.

Beberapa waktu lalu, Aeroterrascan menggemparkan publik usai keberhasilan mereka melaksanakan misi menembus langit. Pesawat tanpa awak Aeroterrascan berhasil mengudara di stratosfer dan mengibarkan bendera Indonesia.

 

Photo Credits: Instagram

“Alasan kami melakukan ini awalnya ingin menggantungkan cita-cita anak Indonesia setinggi langit. Kami ingin mengumpulkan pesawat kertas anak-anak yang menuliskan cita-cita mereka yang kemudian kami bawa dan sebarkan di langit,” cerita Dian. Mampu bertahan selama dua jam di lapisan stratosfer yang memiliki suhu mencapai -70 ° membuktikan rakitan Aeroterrascan memiliki komponen yang kuat dan mampu kembali tanpa kerusakan.

Usai meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI), kini Dian bercita-cita untuk mewujudkan Program Drone Nasional yang telah disusun Aeroterrascan. Program ini bisa dimanfaatkan untuk berbagai bidang, mulai dari pemantauan pembangunan di aspek sosial, politik, maupun ekonomi.

Editor: Sigit Kurniawan

Related