Mengenal Dua Tipe Pemasar, Rambo Vs Sniper Marketing

marketeers article
Teknik Sniper Marketing untuk membidik target konsumen dengan efektif (Ilustrasi: 123RF)

Dalam dunia pemasaran, efektivitas strategi menjadi kunci utama untuk mengoptimalkan anggaran dan mencapai hasil maksimal.

Soal strategi pemasaran, Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc. & Marketeers, menggarisbawahi pentingnya pendekatan Sniper Marketing. Metode ini memberikan porsi besar ke fokus dan efisien dibandingkan dengan strategi yang lebih umum digunakan oleh para pemasar.

Sniper Marketing, seperti yang dijelaskan oleh Iwan, adalah pendekatan yang menekankan pada pentingnya fokus dan presisi dalam kegiatan pemasaran. Dalam pandangannya, ada dua tipe pemasar, yakni tipe Rambo dan tipe Sniper.

BACA JUGA: Lewat Undian Berhadiah, RM Bumi Aki Jaga Retensi Pelanggan

Marketing Rambo

Tipe Rambo cenderung menggunakan banyak amunisi, dengan harapan beberapa peluru akan mengenai sasaran. Namun, strategi ini seringkali mengakibatkan pemborosan sumber daya karena tidak ada fokus yang jelas.

Sniper Marketing

Sebaliknya, tipe Sniper hanya menggunakan sedikit peluru, tetapi setiap peluru diarahkan ke target yang paling penting. Iwan menekankan bahwa kunci dari Sniper Marketing adalah menemukan titik fokus yang tepat dalam kegiatan pemasaran.

BACA JUGA: Tembus Target, Netflix Tambah 8 Juta Pelanggan pada Q2/2024

“Jangan buang uang Anda, gunakan Sniper Marketing. Untuk menentukan titik fokus yang benar, pemasar harus mampu menjawab satu pertanyaan krusial: Seberapa terlibatkah pelanggan Anda?,” kata kata Iwan seperti dikutip dalam ANALISIS #59 di Channel YouTube Marketeers TV pada Senin (19/8/2024).

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Iwan memperkenalkan konsep 5A, yang membagi perjalanan pelanggan menjadi lima fase: Awareness, Appeal, Ask, Act, dan Advocate.

Pada fase awal, yaitu Awareness hingga Ask, pemasar sebaiknya menggunakan strategi pull marketing, di mana aktivitas pemasaran bertujuan untuk menarik perhatian calon pelanggan.

Sementara pada fase Act dan Advocate, yang disebutnya sebagai fase pembelian, pendekatan yang lebih efektif adalah push marketing.

Namun, semua upaya ini akan sia-sia jika pemasar tidak mampu memahami seberapa terlibat pelanggan dalam proses pengambilan keputusan.

Keterlibatan tinggi biasanya terjadi pada produk dengan harga mahal atau yang memerlukan penelitian mendalam, seperti properti, mobil, atau produk kecantikan.

Di sisi lain, produk dengan keterlibatan rendah, seperti air mineral atau produk rumah tangga, cenderung lebih efektif dengan strategi push marketing.

Dalam era persaingan ketat ini, Sniper Marketing menawarkan cara untuk memaksimalkan setiap rupiah yang diinvestasikan dalam pemasaran.

Dengan fokus pada aktivitas yang paling berdampak, pemasar dapat mencapai hasil yang lebih optimal dan menghindari pemborosan sumber daya.

“Kuncinya adalah alokasikan uang Anda pada titik fokus yang tepat, dan jawabannya ada pada seberapa terlibat pelanggan Anda,” tutup Iwan.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS