Presiden International Council for Small Business (ICSB) Ki-Chan Kim meyakini bahwa cara terbaik bagi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi adalah dengan menghormati karyawan dan mendorong mereka untuk menikmati pekerjaannya. Dengan begitu, ia yakin hal itu mampu membuat perusahaan menghindari pemutusan hubungan kerja karyawannya.
Ia berpandangan, model manajemen di era kapitalisme saat ini harus mengarah pada 'entrepreneurship for humanity', yang mana perusahaan tidak harus meminta karyawan untuk bekerja keras, melainkan membantu mereka menikmati pekerjaannya, dan mewujudkan mimpi mereka dengan bekerja.
Saat menduduki jabatan tertinggi di ICSB itu, Kim menyusun Human Entrepreneurship Model, atau prinsip-prinsip yang bisa digunakan perusahaan untuk tetap menjalankan fungsi kewirausahan (entreprise), sembari tetap fokus pada gagasan kemanusiaan (human). Untuk entreprise, Kim merangkumnya ke dalam 5E, mencakup Envisioning, Enthusiasm, Enlightenment, Experimentation, dan Excellence.
Sedangkan gagasan human dalam bisnis pun juga disederhanakan Kim ke dalam 5E yang mencakup Empowerment, Ethics, Equality, Engagement, dan Ecosystem. Kim lebih lanjut menjelaskan, “Human Entrepreneurship adalah sebuah model yang me-leverage kombinasi antara inovasi dan keberlangsungan, yang mampu menciptakan dampak terhadap pembangunan dan kesejahteraan manusia,” katanya dalam acara 2015 ICSB ASEAN Initiative: Innovation & Globalization in Asia, di Philip Kotler Theater Class, Jakarta, Kamis, (13/8/2015).
Pria asal Korea Selatan ini melanjutkan, dirinya membagi definisi kewirausahaan ke dalam tiga kategori. Pertama, Entrepreneurship 1.0, yaitu pengusaha yang bekerja untuk dirinya sendiri demi mencari nafkah pribadi. Kedua, Entrepreneurship 2.0, adalah pengusaha yang bekerja untuk sebuah organisasi. Dan Ketiga, Entrepreneurship 3.0 yang bekerja untuk masyarakat dan kemanusiaan. Secara singkat, Entrepreneurship 3.0 berarti “dari rakyat, oleh rayat, dan untuk rakyat.”
Dalam menyosialisasikan Entrepreneurship 3.0, dirinya akan membentuk panitia di ICSB dengan nama “Komite Definisi Kewirausahaan 3.0”, di mana para ahli dari berbagai organisasi internasional, seperti PBB, OECD (Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) serta Bank Dunia berkumpul untuk mendiskusikan masalah ini bersama.