Pernahkah Anda merasa uang cepat habis tanpa disadari? Padahal, Anda hanya mengeluarkannya untuk hal-hal kecil seperti kopi atau camilan.
Fenomena ini dikenal sebagai Latte Factor, istilah yang diperkenalkan oleh David Bach, seorang penulis buku keuangan. Latte Factor menggambarkan bagaimana pengeluaran kecil yang tampak sepele bisa terkumpul menjadi jumlah besar jika dibiarkan terus-menerus, padahal uang tersebut bisa diinvestasikan untuk keuntungan yang lebih besar.
Melansir The Sydney Morning Herald, istilah ini menggunakan contoh pengeluaran harian untuk latte, atau kopi di kafe, sebagai simbol pengeluaran kecil yang sering dianggap tidak signifikan. Padahal, jika dihitung dan diinvestasikan, jumlahnya bisa sangat besar.
BACA JUGA: 3 Cara ‘Membeli’ Kebahagiaan dengan Uang agar Hidup Lebih Sejahtera
Bach menggambarkan fenomena ini dengan Rule of 752: kalikan pengeluaran mingguan Anda untuk kopi dengan angka 752. Hasilnya akan menunjukkan jumlah uang yang bisa Anda miliki dalam sepuluh tahun jika diinvestasikan dengan tingkat pengembalian 8% per tahun.
Misalnya, jika Anda menghabiskan Rp 50.000 untuk kopi setiap hari kerja atau sekitar Rp 250.000 per pekan, maka dalam sepuluh tahun uang itu bisa berkembang menjadi hampir Rp 188 juta jika diinvestasikan dengan bijak.
Namun, Latte Factor bukan hanya tentang kopi. Pengeluaran kecil, seperti paket data mahal, langganan gym yang tidak terpakai, atau pembelian impulsif yang menumpuk juga bisa menjadi beban keuangan yang besar.
BACA JUGA: Mengenal Money Dysmorphia dan Bahayanya bagi Keuangan
Cara Mengatasi Latte Factor
Kabar baiknya, Latte Factor bisa diatasi dengan beberapa langkah sederhana. Salah satunya dengan mulai mencatat semua pengeluaran harian Anda selama sepekan. Dari sinilah, Anda bisa melihat pola pengeluaran kecil yang sebenarnya bisa dikurangi.
Anda juga perlu mengganti kebiasaan dengan strategi hemat. Misalnya, jika Anda rutin membeli kopi di kafe, coba ganti dengan membuat kopi sendiri di rumah.
Selain lebih hemat, Anda juga bisa menyesuaikan rasa sesuai selera. Langkah lain yang efektif adalah menerapkan strategi “atur dan lupakan.”
Misalnya, alihkan pengeluaran kecil Anda ke tabungan otomatis atau investasi rutin. Dengan begitu, uang yang biasanya habis untuk hal-hal kecil bisa langsung dialokasikan untuk masa depan Anda.
Jangan lupa juga untuk periksa tagihan bulanan Anda, seperti paket data, kartu kredit, atau keanggotaan yang tidak terpakai. Ini bisa membantu Anda untuk menghemat pengeluaran dengan membatalkan langganan yang tidak diperlukan.
Editor: Ranto Rajagukguk