Mengenal Omakase, Konsep Makan ala Jepang yang Heboh di Medsos

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Jagat maya tengah dihebohkan dengan unggahan seorang publik figur yang menikmati sushi ala Omakase di rumah sakit, tak berselang lama setelah melahirkan. Fenomena ini sontak membuat konsep makan ala Jepang itu menjadi perbincangan.

Sushi Umi dalam laman resminya di sushi-umi.ca mendefinisikan Omakase sebagai salah satu pengalaman bersantap yang menawarkan ‘kejutan.’ Ini sesuai dengan sebutannya yang berarti, “Saya serahkan semuanya kepada Anda.”

Di Jepang, setiap aspek kehidupan, termasuk kuliner, dipengaruhi oleh filosofi yang mendalam. Begitu pun dengan konsep Omakase yang tak hanya menawarkan makanan, tapi mengajarkan untuk memercayai keahlian koki dan menikmati momen tanpa gangguan.

BACA JUGA: Segini Batas Waktu Penyimpanan Sushi, Amankah Beli Lewat Jasa Titip?

Konsep ini terkenal dengan interaksi langsung antara koki dan tamu, yang mana setiap hidangan dibuat dengan perhatian dan ketelitian. Di restoran kelas atas, pelanggan bisa menyaksikan koki menyiapkan setiap detail hidangan sambil menceritakan asal-usul bahan yang digunakan.

Dengan kata lain, Omakase bukan sekadar makan malam. Ini adalah pengalaman unik di mana koki menyusun hidangan berdasarkan bahan-bahan musiman terbaik tanpa permintaan dari konsumen yang menjadikannya sangat personal dan istimewa.

Namun, apakah konsep makan mewah ini bisa diterapkan di lingkungan lain, seperti rumah sakit?

BACA JUGA: 7 Resep Olahan Tahu ala Peserta Culinary Class Wars

Di Jepang, yang notabene adalah asal dari konsep Omakase, beberapa fasilitas kesehatannya mulai bereksperimen dengan layanan Omakase untuk pasien tertentu. Terutama, mereka yang menginginkan pengalaman makan yang lebih personal dan spesial.

Dalam skenario ini, jasa private Omakase akan menyesuaikan menu dengan kondisi dan kebutuhan pasien, dengan tetap mengutamakan bahan segar dan sehat. Selain memperhatikan nutrisi, pengalaman ini juga bisa memberikan efek psikologis positif, membantu pasien merasa lebih terhubung dan dihargai selama masa perawatan.

Editor: Ranto Rajagukguk 

Related

award
SPSAwArDS