Aktris veteran Korea Selatan, Kim Soo Mi, tutup usia pada Jumat (25/10/2024). Bintang Country Diaries itu sempat dilarikan ke rumah sakit usai ditemukan tak sadarkan diri di rumah, sebelum akhirnya dinyatakan meninggal akibat henti jantung.
Melansir Halodoc, henti jantung atau cardiac arrest merupakan kondisi di mana aktivitas jantung tiba-tiba terhenti akibat gangguan ritme. Saat ini terjadi, seseorang kehilangan kesadaran dan berhenti bernapas, sehingga memerlukan penanganan segera untuk mencegah kematian.
Penyebab utamanya berkaitan dengan kondisi yang memengaruhi ritme jantung. Beberapa kondisi yang memicu henti jantung meliputi detak jantung sangat cepat, detak jantung lambat, dan denyut jantung tidak beraturan.
BACA JUGA: Menguak Efek Samping Mindfulness, Bisa Ganggu Kesehatan Mental?
Ada sejumlah kondisi serius yang dapat meningkatkan risiko henti jantung seperti yang dialami mendiang Kim Soo Mi, antara lain sebagai berikut:
Penyakit Jantung Koroner
Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan kolesterol di arteri, sehingga membentuk plak yang mempersempit pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah ke jantung menjadi terganggu hingga menyebabkan henti jantung saat aliran darah terhambat sepenuhnya.
Serangan Jantung
Penyakit jantung koroner juga memicu serangan jantung, yang dapat berlanjut menjadi henti jantung. Kondisi ini terjadi saat darah tidak dapat mengalir ke jantung, sedangkan henti jantung disebabkan oleh gangguan ritme jantung.
Kardiomiopati
Kardiomiopati adalah kelainan pada otot jantung yang menipis atau menebal akibat kerusakan katup jantung. Kondisi ini membuat ritme jantung berisiko berubah menjadi tidak normal dan memicu henti jantung.
BACA JUGA: Pengobatan Terus Dikembangkan, Akankah Rosacea Bisa Sembuh Total?
Sindrom Long QT
Gangguan irama jantung ini membuat jantung berdetak terlalu cepat dan tidak teratur. Inilah sebabnya, jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi tersebut dapat menyebabkan henti jantung mendadak.
Efek Samping Obat Jantung
Beberapa obat untuk mengatur ritme jantung dapat menyebabkan efek samping yang berisiko, yaitu efek proaritmik. Obat ini justru memicu gangguan ritme yang lantas meningkatkan risiko henti jantung.
Overdosis Narkoba
Penggunaan narkoba, seperti kokain dan heroin, juga berpotensi memicu henti jantung. Narkoba tertentu bisa mempercepat atau memperlambat detak jantung, sehingga risiko henti jantung pun meningkat.
Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko henti jantung. Di antaranya ukuran jantung tidak normal, gangguan katup atau sistem kelistrikan jantung, riwayat keluarga dengan penyakit jantung, serta gaya hidup tidak sehat, termasuk merokok dan begadang.
Penyakit ini umumnya menyerang umur di atas 45 tahun untuk pria, dan 55 tahun untuk wanita. Itulah sebabnya, penting untuk mencegah henti jantung di usia lanjut dengan rutin berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, serta membatasi asupan minuman beralkohol.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz