Ragam profesi baru mulai bermunculan seiring dengan perkembangan teknologi yang kian pesat. Salah satu profesi tersebut adalah Pelatih Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) Trainer. Lantas, seperti apa tugas AI Trainer?
AI Trainer bertugas melatih kecerdasan buatan agar dapat optimal dalam melakukan tugas. Peran AI Trainer menjadi penting karena mereka harus bisa membentuk karakter kecerdasan buatan agar dapat memahami berbagai ragam gaya bahasa yang digunakan para pengguna.
Para AI Trainer juga harus membuat kecerdesan buatan memahami berbagai pertanyaan konsumen dengan beragam pengenalan gaya bahasa, mulai dari bahasa daerah, sehari-hari, hingga singkatan yang kekinian sekali pun.
“Setiap hari seorang AI Trainer bertugas menganalisa jawaban yang diberikan dan mengajari chatbot untuk mengenali bahasa yang beragam dan memberikan jawaban yang solutif dengan bahasa yang mudah dipahami,” ungkap Felix Yuwono, Head of Artificial Intelligence Lazada Indonesia di Jakarta, Jumat (18/09/2020).
Seorang AI Trainer tidak selalu harus canggih dalam membuat program komputer, melainkan juga harus memiliki kemampuan analisa dan kreativitas untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang kompleks.
Menurut Felix, AI Trainer perlu benar-benar memahami apa yang ditanyakan dan apa yang menjadi masalah bagi konsumen, mengecek data, memberikan solusi terbaik, melatih chatbot, mengimplementasikan solusi tersebut, dan melihat apakah solusi tersebut berdampak bagi konsumen atau tidak.
AI Trainer juga dituntut dapat mengamati tren terkini guna mengenali perubahan gaya bahasa, termasuk gaya percakapan dan istilah slang terkini, serta memperbarui program AI sesuai dinamika yang ada.
Dengan berbagai keahlian serta pengetahuan baru yang didapatkan dalam menjalani proses pengembangan chatbot ini, mereka pun dapat memperdalam spesialisasi mereka di bidang AI.
“Menjadi bagian dari tim AI mendorong saya dan tim untuk terus memahami, mencermati, dan mempelajari, apa yang menjadi kendala bagi konsumen dan bagaimana memberikan solusi yang terbaik. Seiring teknologi kita yang terus berkembang dan bergerak maju, sumber daya manusia pun juga harus bisa mengikuti berbagai inovasi digital yang terkini,” kata Felix.
Chatbot memang tidak akan pernah menggantikan manusia, namun dapat membantu menjawab pertanyaan yang repetitif. Ketika chatbot harus memecahkan masalah yang kompleks, saat itulah kreativitas dan pemikiran analitis seorang AI Trainer dalam melatih dan mempersiapkan chatbot memainkan peran yang sangat penting.
“Generasi muda Indonesia yang tertarik menekuni dunia digital, bisa menggali profesi AI Trainer lebih lanjut. Tentu, dengan menjaga pemahaman bahwa sisi humanis, serta kemampuan problem solving dengan kreativitas dan kemampuan analisa kita tetap diperlukan dalam profesi ini seperti halnya profesi lain,” tutup Felix.