Tahun lalu, Allo Bank menyapa masyarakat Indonesia sebagai bank digital yang menyasar Generasi Z (Gen Z) dan milenial. Indra Utoyo, Direktur Utama Allo Bank pun membagikan beragam resep pengembangan Allo Bank di The 90th Jakarta CMO Club 2023.
“Nama Allo Bank sebenarnya sebuah singkatan dari all in one. Oleh karena itu, Allo Bank dikemas sebagai bank yang bisa memberikan layanan secara menyeluruh,” kata Indra Utoyo dalam kegiatan yang digelar di Jakarta, Jumat (23/6/2023) tersebut.
Nama itulah yang mendorong perusahaan hasil akuisisi Bank Harda Internasional itu hadir sebagai sebuah layanan bank digital yang lengkap. Dengan begitu, aplikasi yang hadir sebagai garda terdepan dalam layanan kepada nasabah bisa menjadi suatu super-app yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Ia menyadari tantangan pertama yang dihadapi adalah soal pengenalan brand. Pasalnya, Allo Bank merupakan pemain baru yang resmi diluncurkan pada tahun lalu.
“Kami melakukan pengenalan diri lewat Allo Bank Festival. Lewat event akbar itu, kami mendatangkan artis Korea. Itu strategi kami dalam meraih awareness,” ucapnya.
Festival yang akan menjadi event rutin itu pun terbilang sukses. Hal itu terbukti dari komposisi nasabah Gen Z dan milenial yang mencapai 55%.
BACA JUGA: Alasan CT Corp Dan Salim Group Jadi Investor Bank Allo
Menurutnya, baru sekitar setahun, saat ini bank tersebut mengantongi jumlah nasabah sebanyak 6 juta orang. Lewat nasabah tersebut, perusahaan yang jadi bagian dari Bank Mega itu mencatat ekuitas sebesar Rp 6,5 triliun, aset Rp 12,2 triliun dan pendanaan Rp 5,1 triliun.
Kesuksesannya itu sendiri merupakan hasil dari pengembangan produk yang berorientasi kepada konsumen.
“Kami sangat customer-centric, jadi kami sangat mendengarkan apa keinginan masyarakat,” kata dia.
Dari hasil interaksi dengan sejumlah masyarakat, Allo Bank menyadari saat ini masyarakat sangat membutuhkan layanan yang bisa menghadirkan banyak promo, benefit, layanan yang seamless, sederhana tapi tetap aman. Sebagai bagian dari CT Corps, maka seluruh kebutuhan itu bisa diakomodasi dengan kolaborasi.
Lewat program Membership, Points & Coupons (MPC), maka otomatis para nasabah bisa menikmati beragam benefit saat bertransaksi dengan beragam produk dan layanan yang tercakup dalam ekosistem CT Corps. Ia meyakini kolaborasi merupakan salah satu kunci.
Hal itulah yang membuat Allo Bank yang hanya ditenagai oleh 300 karyawan bisa membukukan performa yang cukup baik.
“Kami meyakini suatu proposition yang bernuansa paradoks. Big value, small effort,” ucapnya.
BACA JUGA: Jakarta CMO Club: Pengelolaan Nikel Harus Menerapkan Green Mining
Hermawan Kartajaya, Tri-Founder of Philip Kotler Center for ASEAN Marketing mengatakan kesuksesan Allo Bank merupakan buah dari kecakapan Founder CT Corp, Chairul Tanjung atau biasa disapa CT.
“CT pernah mengatakan bahwa suatu bisnis perlu ditopang dengan ekosistem yang kuat. CT pun membangun ekosistem yang dimotori oleh ritel, finance dan media,” kata Hermawan Kartajaya yang juga menjabat sebagai founder & Chairman MCorp tersebut.
Ia mengatakan hal itu kemudian dikelola dengan strategi yang menerapkan Creativity, Innovation, Entrepreneurship dan Leadership (CI-EL) serta Productivity, Improvement, Professionalism dan Management (PI-PM). Lewat kegiatan itu, ia pun berharap para Chief Marketing Officer (CMO) bisa menerapkan model yang dirangkum sebagai entrepreneurial marketing (EM) tersebut.
Lewat EM, suatu perusahaan bisa tetap fleksibel mengikuti perkembangan zaman dan lebih optimal dalam menerapkan teknologi kecerdasan buatan yang perlu dirangkul lewat kolaborasi dengan SDM yang ada.
Editor: Ranto Rajagukguk