Aplikasi pesan , Signal mendapatkan peningkatan pengguna baru pada awal tahun 2021. Peningkatan ini tampaknya masih berkaitan dengan pembaruan kebijakan privasi yang diberlakukan WhatsApp pada Februari mendatang.
Melalui Twitter resmi mereka, Signal mengungkapkan ada sejumlah penundaan dalam pemberian nomor verifikasi untuk akun-akun yang baru bergabung ke platform mereka. Lalu, sebenarnya aplikasi seperti apa Signal ini? Dan, mengapa begitu populer?
Setelah WhatsApp mengumumkan kebijakan barunya, CEO Tesla Elon Musk menuliskan, “Use Signal” (Pakailah Signal) di akun Twitter pribadinya. Hal ini mengundang banyak respons, tidak sedikit pengguna media sosial yang kemudian mencoba menggunakan aplikasi pesan ini.
Signal mengungkapkan bahwa mereka menambahkan server tambahan untuk mengatasi lonjakan pengguna baru ini. “Kami terus mencatatkan rekor traffic dan menambah kapasitas karena semakin banyak orang yang bergabung setelah merasa tidak suka dengan ketentuan baru Facebook,” tutur Perwakilan Signal.
Signal sendiri merupakan aplikasi pesan terenkripsi yang bisa digunakan di perangkat Android dan iOS. Untuk desktop, Signal pun bisa dioperasikan di Windows, Mac, dan Linux. Cara bergabung dengan platform ini pun mudah, cukup dengan mendaftarkan nomor telepon secara gratis.
Bicara mengenai pengalaman pengguna (user experience/UX), Signal memiliki banyak kesamaan dengan WhatsApp, Facebook Messenger dan berbagai aplikasi chat populer lainnya. Signal memiliki fitur pesan one-to-one, grup, stiker, foto, transfer dokumen, panggilan suara, bahkan panggilan video.
Signal hadir dengan latarbelakang yang berbeda dibandingkan dengan aplikasi chat pada umumnya. Karena, perusahaan yang mengembangkan Signal tidaklah mengambil keuntungan dari informasi para pengguna.
Dilansir dari CNBC, Signal didaftarkan sebagai aplikasi nonprofit dan bergantung pada donasi untuk beroperasi. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis tanpa mengumpulkan informasi pengguna dan tidak memiliki iklan di dalamnya.
Editor: Ramadhan Triwijanarko