Anda pasti sudah tak asing dengan istilah silent treatment, bukan? Ternyata, ada sebuah kondisi serupa saat seseorang menutup diri secara emosional dan menarik diri dari interaksi, namun ini disebut dengan stonewalling.
Bukan sekadar mendiamkan pasangan, orang yang melakukan stonewalling lebih cenderung mengabaikan, pura-pura tidak mendengar, atau marah sebagai respons terhadap situasi yang membuat mereka kewalahan secara emosional. Melansir The Gottman Institute, perilaku tersebut disebabkan oleh kondisi yang disebut Diffuse Physiological Arousal (DPA) atau flooding.
Dalam keadaan ini, seseorang cenderung menarik diri untuk melindungi diri dari stres lebih lanjut.
BACA JUGA: Terlalu Banyak Nonton Konten Supranatural Bisa Sebabkan 6 Gangguan Ini
Stonewalling bisa membawa dampak negatif, baik untuk diri sendiri maupun pasangan. Dalam hubungan, praktik ini sering kali ditemukan ketika seseorang memilih diam daripada bereaksi terhadap sesuatu karena berpikir bahwa dengan tutup mulut, situasi tidak akan memburuk.
Padahal, hal tersebut justru bisa membuat pasangan merasa diabaikan dan putus asa sehingga memperburuk konflik. Bagi diri sendiri, stonewalling berpotensi menimbulkan perasaan sangat tidak menyenangkan dan menyakitkan.
Cara Mengatasi Stonewalling
Mengatasi stonewalling memerlukan kesadaran dan usaha dari kedua belah pihak dalam hubungan. Salah satunya bisa dilakukan dengan meminta waktu untuk menyendiri dan menenangkan diri.
BACA JUGA: Sering Tidur Telat demi Bisa Bersantai? Atasi dengan 4 Cara Ini
Jelaskan kepada pasangan bahwa Anda membutuhkan waktu untuk menenangkan diri dan bukan mengabaikan mereka agar tidak terjadi kesalahpahaman. Misalnya, katakan, “Saya perlu waktu 30 menit untuk menenangkan diri, kemudian kita bisa berbicara lagi.”
Tawarkan pula pasangan untuk melakukan hal yang sama jika mereka merasa kewalahan. Misalnya, “Sepertinya ini saat yang tepat untuk istirahat. Mengapa kita tidak berpisah selama 30 menit untuk menenangkan diri lalu kembali bersama?”
Jika stonewalling terjadi terus-menerus dan merusak hubungan, cobalah pertimbangkan terapi bersama pasangan. Seorang terapis dapat membantu mengidentifikasi penyebab emosional dan memberikan strategi untuk mengatasinya.
Editor: Ranto Rajagukguk