Mengenal Tone Deaf, Ketika Individu Tidak Peka dengan Kondisi Sekitar

marketeers article
Ilustrasi (Foto: 123rf)

Beberapa waktu belakangan, istilah tone deaf menggema di jagat maya. Ini merujuk pada ketidakmampuan seseorang untuk memahami atau menunjukkan kepedulian terhadap situasi di sekitarnya.

Psychology Today menyebut salah satu penyebab utama seseorang bersikap tone deaf adalah kurangnya empati, yaitu kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Ini bisa dipicu berbagai faktor, seperti kepribadian, latar belakang pendidikan, atau kondisi psikologis.

Terkait kepribadian, biasanya orang tersebut dominan atau egois. Sifat ini membuat mereka cenderung menempatkan kebutuhan dan keinginannya di atas orang lain, sehingga tidak peduli atau tidak mempertimbangkan dampak dari tindakannya terhadap orang lain.

BACA JUGA: Mengenal Willful Ignorance, Sifat Enggan Peduli meski Sudah Diedukasi

Penyebab lain yang membuat seseorang menjadi tone deaf adalah pengalaman hidupnya yang terbatas. Orang yang punya pengalaman hidup yang terbatas akan kesulitan untuk memahami perspektif lain di luar lingkup pengalaman pribadi mereka. 

Saat seseorang terbiasa dengan satu cara hidup atau berpikir, mereka mungkin tidak menyadari bahwa perilaku atau pendapatnya dapat dianggap tidak sensitif atau tidak tepat oleh orang lain, yang memiliki latar belakang berbeda.

Tone Deaf Bisa Berdampak Negatif

Sikap tone deaf bisa membawa dampak buruk, salah satunya merusak hubungan interpersonal. Ketika seseorang terus-menerus tidak memperhatikan atau tidak peduli dengan perasaan orang lain, hal ini dapat menyebabkan ketegangan, konflik, dan bahkan memutuskan hubungan.

BACA JUGA: Mengenal JOMO, Kebalikan FOMO yang Bikin Hati Tenang

Sikap yang tidak peka terhadap kondisi sosial atau budaya di sekitar juga dapat menyebabkan seseorang diasingkan dari komunitas mereka. Ini utamanya berlaku dalam konteks budaya, yang mana kesadaran sosial dan sensitivitas sangat dihargai.

Begitu pun di tempat kerja, tone deaf dapat berdampak negatif terhadap karier seseorang. Misalnya, seorang manajer yang tidak peka terhadap kebutuhan timnya akan kehilangan rasa hormat dan dukungan dari bawahan, yang pada akhirnya merusak efektivitas kepemimpinan mereka.

Mengingat tak sedikit dampak negatif yang disebabkan sikap tone deaf, penting untuk memiliki dan mengembangkan empati. Dengan begitu, Anda bisa membangun hubungan yang lebih kuat dan harmonis dengan orang lain di sekitar.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS