Setiap orang, keluarga, komunitas, dan bangsa memiliki pahlawannya sendiri. Para pahlawan ini merupakan sosok-sosok yang berjasa yang membawa perubahan menuju yang lebih baik. Masih dalam tema Corporate Transformation Heroes, Marketeers kali ini mengenang kembali sosok yang berhasil membawa transformasi di PT Pertamina (Persero), yakni Almarhum Ahmad Bambang.
Lelaki kelahiran Kediri pada tahun 1962 dan akrab disapa dengan Pak Abe ini pernah menjabat sebagai Direktur Pemasaran Pertamina pada periode tahun 2014-2016. Ia pernah menjadi Wakil Direktur Utama pada Oktober 2016 hingga Februari 2017. Dari Pertamina, ia menjabat sebagai Deputi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di era Menteri BUMN Rini Sumarno.
Sebagai pemimpin pemasaran Pertamina, Ahmad Bambang berhasil menorehkan prestasi gemilang. Ia bukanlah pemasar biasa, melainkan pemasar yang memiliki Creativity, Innovation, Entrepreneurship, dan Leadership yang kuat.
Lantaran kerja keras dan kerja cerdasnya bagi perusahaan Ahmad Bambang dianugerahi dengan sejumlah penghargaan. Pada tahun 2015, ia dinobatkan sebagai The Best Chief of Marketing Officer (CMO) BUMN 2015 atas inovasinya di bidang pemasaran. Pada tahun 2016, ia dianugerahi predikat Marketeer of The Year. Penghargaan yang diberikan oleh MarkPlus, Inc. dan Indonesia Marketing Association (IMA) ini didedikasikan pada tokoh yang dipandang membawa dampak positif dan signifikan pada kinerja perusahaan dan masyarakat luas.
Ahmad Bambang dinilai berhasil mempertahankan kinerja yang baik di tengah tren penurunan kinerja perusahaan minyak dan gas dunia. Selain itu, ia mampu melakukan inovasi yang berdampak positif pada perusahaan. Ia sukses melakukan transformasi perusahaan yang awalnya bergantung pada pendapatan dari sektor hulu menjadi tergantung juga dari sektor hilir
Pada tahun 2015, misalnya, berkat inisiatifnya, Pertamina meluncurkan produk baru yang mampu mengurangi konsumsi BBM bernama Pertalite yang pangsa pasarnya terus naik. Setahun diluncurkan, Pertamina Pertalite diganjar sebagai best of best product of the year 2016. Saat itu, Pertalite menjadi BBM jenis baru yang menjadi pilihan anyar BBM berkualitas nonsubsidi. Penjualan Pertalite juga terus meningkat dan mampu meggeser BBM Premium yang kualitasnya lebih rendah.
Selain itu, ia juga membidani lahirnya outlet My Pertamina yang menawarkan aneka merchandise. Tak berhenti ini, ketajamannya dalam membaca peluang, ia mampu mengantarkan Pertamina menembus pasar Eropa dengan melakukan co-branding antara Pertamax Turbo dan Lamborghini.
Pemasar ‘Gila’
Ahmad Bambang bukan saja seorang pekerja keras. Ia juga seorang pemikir cerdas yang ingin berbagi insight kepada banyak orang. Sebab itu, pada tahun 2017, ia meluncurkan buku d’Gill Marketing: Think Like There is No Box! Dan diterbitkan oleh Penerbit Gramedia. Buku ini berisi pemikiran dan pengalamannya di Pertamina.
Dalam bukunya tersebut, Ahmad Bambang menawarkan semangat CRAZY, kependekan dari Combining, Reducing, Adventuring, Zooming, dan Yoyo-ing. Hanya dengan berpikir dan bertindak “gila” pemasar bisa menghasilkan sesuatu yang luar biasa karena tak terbelenggu oleh pakem-pakem. Dia bilang, “Orang gila itu istimewa. Bahkan dalam hukum dan agama. Mereka bisa dibebaskan dari aturan-aturan yang berlaku bagi orang biasa.”
Di sini, Combining berarti menggabungkan dua hal yang awalnya tidak berhubungan menjadi hal-hal baru untuk mendongkrak value. Reducing merupakan upaya menghilangkan hal-hal yang menambah biaya dan tidak memberikan nilai tambah dalam proses bisnis. Adventuring terkait dengan upaya mempelajari hal-hal di luar lingkungan bisnis. Di sini, Ahmad Bambang mengajak menggali hal-hal baru yang tak berhubungan dengan bisnis dan tidak takut mencoba menerapkannya di bisnis tersebut. Zooming merupakan upaya memperluas cakrawala dan pandangan dalam melihat sebuah persoalan. Yoyo-ing mengacu pada pandangan bahwa seperti yoyo yang berputar ke sana ke mari, kita perlu memandang bisnis dari berbagi sisi.
Sukses dengan buku pertama, Ahmad Bambang meluncurkan sekuel kedua saat ia bekerja di Kementerian BUMN. Secara khusus, buku kedua ini ditujukan kepada pengelola BUMN. Buku ini berjudul Marketing Platform for BUMN: d’Gil Marketing II yang juga diterbitkan oleh Gramedia pada tahun 2017. Baginya, agar tetap eksis di masa depan, BUMN harus berpikir secara CRAZY.
Pemikiran dan kerjas keras Ahmad Bambang ini menginspirasi banyak pihak, tidak hanya bagi perusahaan, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin mendapatkan kemajuan luar biasa. Sayangnya, Tuhan berkehendak lain. Pada Senin, 10 Mei 2021, Ahmad Bambang wafat setelah sekian lama menderita sakit. Dia meninggalkan warisan pemikiran dan teladan luar biasa bagi kita, khususnya dunia usaha.