Indonesia kembali kehilangan putra terbaiknya. Dokter Boenjamin Setiawan, pendiri PT Kalbe Farma meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Selasa (4/4/2023). Sosoknya bukan sekadar legenda di industri farmasi di Indonesia, namun ia juga dikenang sebagai seorang pemimpin bisnis, entrepreneur, dan inovator andal.
Pada tahun 2021, tepatnya di ajang Jakarta Marketing Week 2021 (JMW 2021), sosok yang dikenal dengan sapaan Dr. Boen ini berbagi inspirasi dalam Lecture of the Year 2021. Sepanjang kariernya, Dr. Boen fokus mengembangkan inovasi yang berkaitan dengan kesehatan. Bahkan di usianya yang sudah senior, ia terus memikirkan cara berkontribusi demi meningkatkan kualitas hidup manusia.
Saat itu, dr. Boen memberikan kuliahnya secara daring karena kondisi belum memungkinkan untuk beraktivitas secara tatap muka karena pandemi COVID-19. Pada masa itu, banyak perusahaan di Indonesia dipaksa untuk melakukan digitalisasi. Di sisi lain, COVID-19 tidak hanya mendorong percepatan transformasi digital, tapi juga kecepatan industri farmasi dalam menemukan obat dan vaksin. Proses penggunaan vaksin yang biasanya butuh waktu panjang, lantas dipercepat.
Harus diakui kemampuan riset dan pengembangan di industri farmasi belum merata. Selain keterbatasan sumber daya manusia, kebutuhan dana yang besar juga menjadi tantangan. Karena inilah, JMW 2021 sengaja mengundang Dr. Boen untuk mengetahui langsung kondisi riil di industri farmasi.
Kita tahu, Kalbe Farma yang didirikan oleh Dr. Boen pada tahun 1966 ini bukan sekadar perusahaan farmasi yang memiliki berbagai merek populer. Perusahaan yang memiliki nilai kapitalisasi terbesar di wilayah ASEAN ini juga dikenal sebagai perusahaan yang aktif dalam melakukan kegiatan riset dan pengembangan.
“Dengan besarnya populasi penduduk di Tanah Air, Indonesia menjadi industri farmasi paling besar di ASEAN. Kami sedang membidik pasar di wilayah ASEAN dan menjadi perusahaan global,” ujar pria kelahiran 23 September 1933 ini.
Kembangkan Riset
Menceritakan perjalanan kariernya, Dr. Boen mengaku ingin menjadi peneliti sejak muda. Ia ingin penelitiannya bisa digunakan di seluruh dunia. Tapi, karena Indonesia di pertengahan tahun 1960-an masih kurang tenaga ahli, ia yang saat itu ada di Universitas Berkeley Amerika Serikat, dipanggil pulang oleh seniornya di Universitas Indonesia.
Sepulangnya dari Amerika, Dr. Boen justru tidak bisa melanjutkan penelitian melakukannya di Indonesia. Dana menjadi kendala utama. “Untunglah, ada Pak Wim Kalona yang membantu dana untuk penelitian. Pengalaman mendapat dana penelitian dari Pak Wim itu mendorong saya membangun perusahaan farmasi. Tujuannya, agar saya bisa terus melakukan penelitian di bidang farmasi,” ujar peraih gelar dokter di Universitas Indonesia dan PhD dari Universitas California, Amerika Serikat ini.
Alhasil, Kalbe Farma bukan hanya menjadi perusahaan farmasi yang sukses, tapi juga konsisten menyediakan dana penelitian di bidang farmasi. Tentu seiring dengan membesarnya bisnis Kalbe Farma, alokasi untuk penelitian juga terus membesar. Meski harus diakui, jumlahnya masih jauh lebih kecil dibandingkan perusahaan farmasi global.
“Inovasi menjadi hal paling penting. Berkat inovasi, Apple bisa menjadi perusahaan nomor satu dan Starbucks bisa masuk ke seluruh dunia karena inovasi. Sehingga, riset dan pengembangan menjadi hal paling krusial. Saya selalu dikritik mengenai pengambilan 2% omzet dan dialokasikan untuk riset dan pengembangan. Jumlah ini dinilai terlalu besar. Padahal, tujuannya agar kita kian inovatif dan ada produk yang dihasilkan,” imbuh Dr. Boen.
Setelah puluhan tahun fokus memproduksi obat-obatan, Kalbe Farma masuk ke produk nutrisi. Hal ini merupakan lompatan besar bagi Kalbe Farma. Saat ini, produk-produk nutrisi yang dihasilkan relevan dengan kondisi pandemi.
Terus Berinovasi
Kalbe Farma merambah dunia industri makanan bernutrisi dengan mendirikan PT Sanghiang Perkasa. Kehadiran perusahaan yang bergerak di bidang makanan bernutrisi ini merupakan wujud dari visi Dr. Boen terhadap inovasi di bidang kesehatan. Hal ini juga yang terus menginspirasi Kalbe Farma untuk konsisten berperan dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.
Keseriusan Kalbe Farma untuk memberikan kontribusi di dunia kesehatan juga diwujudkan dengan kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan dan penelitian, mulai dari pemerintah maupun swasta. Kalbe Farma juga terus melakukan terobosan baru, di antaranya membangun Kalbio Global Medika yang merupakan perusahaan biomanufaktur yang fokus pada produk obat biosimilar.
Perjuangan Dr. Boen dan manajemen yang andal dalam merintis bisnisnya dituangkan dalam buku biografinya yang berjudul Ilmu Kunci Kemajuan. Biografi ini menceritakan tentang pribadi sosok ini yang kreatif, inovatif, dan pantang menyerah.
“Di usianya yang sudah senior, Dr. Boen tetap aktif berkarya. Semangatnya sangat menginspirasi dan memotivasi generasi muda. Ini sekaligus menjadikan Dr. Boen sebagai tokoh penting di dunia farmasi modern dan kesehatan Indonesia,” ujar Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin saat itu.
Dalam menjalankan bisnis di Kalbe Farma, Dr. Boen memiliki pemikiran bahwa peluang ada di mana-mana. Tetapi, jika tidak dilihat dan ditangkap maka akan lewat seperti angin. Dr. Boen mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Inggris Winston Churchill merupakan sosok yang menginspirasi baginya.
“Ucapan Winston Churchill menginspirasi saya. Ia pernah mengatakan seseorang yang pesimistis melihat kesulitan di setiap kesempatan. Tetapi, seseorang yang optimistis melihat kesempatan di setiap kesulitan,” jelas Dr. Boen yang pernah masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tahun 2022.
Pemikiran tersebut juga ia terapkan pada situasi pandemi saat itu. Ia mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak pesimistis meski COVID-19 sedang menjalar di mana-mana. Terlepas dari kondisi tersebut, Dr. Boen meyakini ada peluang yang bisa diambil.
“Setiap kita melakukan sesuatu akan ada tindakan atau langkah pertama yang diambil. Semua bisa dimulai dari langkah yang kecil. Intinya, ketika ingin melakukan sesuatu, jangan ragu,” pungkas Dr. Boen.
Pemikiran dan kerja keras Dr. Boen telah menginspirasi banyak pihak, tidak hanya bagi industri farmasi dan kedokteran, tetapi juga dunia penelitian dan bisnis di Tanah Air. Sayangnya, Tuhan berkehendak lain. Ia wafat pada usia 90 tahun. Ia meninggalkan warisan pemikiran dan teladan luar biasa bagi kita. Selamat jalan, Dr. Boen.
*Tulisan diolah kembali dari artikel Majalah Marketeers edisi Juli 2021