Legenda panahan Indonesia Kusuma Wardhani meninggal dunia pada Minggu (12/11/2023). Kepergiannya membuat dunia olahraga Tanah Air berduka, mengingat sang atlet merupakan peraih medali pertama level Olimpiade dari republik ini.
Bersama Lilies Handayani dan Nurfitriyana, Kusuma meraih perak dari cabang panahan di Olimpiade Seoul 1988. Perjuangan ini pun diabadikan dalam film 3 Srikandi, yang mana sosoknya diperankan oleh Tara Basro.
Film yang pertama kali tayang pada 2016 itu merekam perjuangan Kusuma bersama dua orang rekannya untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Lebih tepatnya, kisah mereka bermula pada 1988.
BACA JUGA: Suka dengan Gadis Kretek? Ini 3 Tayangan Serupa Bertema Sejarah
Kala itu, Indonesia sedang mempersiapkan tampil dalam perhelatan olahraga Olimpiade Musim Panas di Seoul. Di sisi lain, cabang panahan sedang berada di titik kritis karena persiapan yang serbamendadak dan mepet.
Cabang olahraga ini membutuhkan pelatih yang bisa menyiapkan tim panahan wanita, yang terdiri atas atlet terpilih Yana, Lilies, dan Kusuma, dalam waktu singkat. Pilihan pelatih pun akhirnya tertuju kepada sosok Donald Pandiangan.
Mantan atlet panahan berjuluk Robin Hood itu sebenarnya enggan melatih tim panahan wanita Indonesia. Namun, akhirnya Donald berhasil digaet berkat bujukan dari perwakilan pengurus persatuan panahan Indonesia yang berada di bawah komando Pak Udi.
Kisah Personal di Balik Perjuangan Bersama
Selain mengisahkan perjuangan ketiga atlet panahan terpilih itu, 3 Srikandi juga menuturkan kisah personal Yana, Lilies, dan Kusuma. Kisahnya berfokus pada apa yang sedang mereka hadapi sebelum ditunjuk mewakili Indonesia di ajang Olimpiade Seoul 1988.
Ketiganya bergelut dengan kenyataan hidup masing-masing. Nurfitriyana misalnya, malah berkonflik dengan sang ayah karena terkesan menomorduakan skripsinya. Padahal, waktu itu ia baru saja kembali ke rumah dengan bangga atas kemenangannya.
Sementara itu, di tempat lain, Kusuma dilanda dilema untuk memilih antara bekerja sebagai CPNS atau terus latihan memanah. Kisah cintanya dengan pelatih tim panahan pria juga dituturkan dalam film ini.
BACA JUGA: Tips Nyaman Berolahraga dengan Hijab Seperti Megawati Hangestri
Adapun Lilies tidak memiliki masalah seperti kedua rekannya, sebab orang tuanya juga atlet panahan. Hanya saja, ia dihadapkan dengan masalah perjodohan yang membuatnya cukup terganggu.
Begitu tergabung menjadi satu tim, Yana, Lilies, dan Kusuma menjalani latihan berat untuk menghadapi Olimpiade yang sudah di depan mata. Ketika tiba ke Seoul, mereka merasakan kerasnya arena lomba internasional, bahkan harus menerima kegagalan di perorangan.
3 Srikandi tidak hanya menyoroti semangat untuk mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Film ini juga membuat penonton merasa lebih dekat dengan sang atlet karena menceritakan kisah personalnya, termasuk Kusuma yang baru-baru ini berpulang.
Jika Anda tertarik untuk mengenal sosok Kusuma dan dua legenda panahan Indonesia lainnya, silakan saksikan 3 Srikandi di platform Vidio. Selamat menonton!
Editor: Ranto Rajagukguk