Menggoda Emosional Gen Z: 5 Tips Retro Branding yang Efektif
Generasi Z (Gen Z), generasi tahun 1997-an hingga 2012-an, menjadi saksi perkembangan teknologi yang begitu pesat. Meskipun terlahir dalam era digital yang inovatif dan cepat, generasi ini tidak hanya mengejar hal-hal baru, mereka juga merasakan kekaguman mendalam terhadap masa lalu atau hal-hal yang berbau nostalgia.
Nostalgia bukanlah sekadar kata-kata kuno bagi Gen Z. Hal itu adalah jendela ke dunia kenangan dan pengalaman yang telah berlalu.
Fenomena ini menunjukkan meskipun hidup di era digital penuh kemajuan, generasi ini memiliki hasrat untuk terhubung dengan momen bersejarah yang mungkin mereka alami atau yang telah membentuk budaya populer sebelum mereka lahir.
Hal ini pun dapat dimanfaatkan oleh merek. Keinginan Gen Z untuk merasakan dan menyentuh pengalaman yang mungkin telah berlalu adalah fondasi untuk kekuatan besar dari retro branding dalam menarik perhatian dan meraih simpati mereka.
Namun, untuk meraih perhatian generasi yang demikian unik ini, dibutuhkan lebih dari sekadar kampanye pemasaran biasa. Berikut lima tips retro branding untuk Gen Z yang telah dirangkum oleh Marketeers. Simak yuk!
BACA JUGA: 5 Tips Buat Gen Z yang Mau Jadi Entrepreneur
1. Kembangkan Identitas Visual yang Klasik
Mengembangkan identitas visual yang klasik menjadi langkah pertama yang krusial dalam mengadopsi estetika retro yang memikat. Oleh sebab itu, merek perlu mengetahui tren dan elemen ikon dari tahun lalu untuk menciptakan identitas visual yang khas.
Contohnya, pemilihan palet warna yang merefleksikan periode tertentu, seperti era 1980-an, atau kombinasi pastel dari tahun 1950-an. Tidak hanya itu, penggunaan jenis huruf yang memiliki karakter vintage juga menjadi elemen esensial.
Logo dan unsur visual lainnya juga perlu merangkul gaya klasik. Langkah awal ini tidak hanya menjadi fondasi yang kuat dalam menangkap esensi retro, tetapi juga menjadi tolok ukur untuk keseluruhan strategi retro branding.
2. Aktif di Media Sosial dengan Gaya Retro
Gen Z memiliki kehadiran yang sangat kuat di media sosial. Mereka menghargai konten yang autentik dan unik.
Oleh karena itu, merek dapat memanfaatkan platform-platform, seperti Instagram hingga TikTok untuk berinteraksi dengan audiens dan membagikan konten yang menggunakan gaya retro.
Misalnya, merek dapat mengunggah gambar atau konten dengan filter yang mencerminkan era tertentu, atau caption yang mengingatkan pada kata-kata klasik, hingga kuis-kuis dengan tema nostalgia untuk menciptakan hubungan emosional dengan Gen Z.
3. Hadirkan Pengalaman Nostalgia melalui Produk
Produk-produk dengan sentuhan nostalgia memiliki daya tarik khusus bagi Gen Z. Untuk melakukan strategi retro branding, merek bisa merekayasa produk atau kemasan desain yang mengingatkan pada masa lalu untuk menciptakan pengalaman unik bagi konsumen.
Misalnya, kemasan yang terinspirasi dari desain klasik atau versi terbatas yang menampilkan elemen retro dapat membuat produk merek menjadi pusat perhatian, dan menciptakan keinginan dan keunikan dalam benak konsumen Gen Z.
BACA JUGA: Marketing 6.0: Memasuki Era Imersif bersama Gen Z dan Gen Alpha
4. Libatkan Konsumen dengan Konten Interaktif
Gunakan strategi retro branding melalui penggunaan konten interaktif yang memusatkan perhatian pada elemen-elemen retro. Contohnya, sebuah kuis online yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menguji pengetahuan mereka tentang tren atau budaya pop dari masa lalu.
Saat mereka terlibat dalam interaksi ini, bukan hanya menciptakan ikatan yang kuat, tetapi juga memberikan kesempatan untuk memperkuat hubungan positif dengan merek. Selain itu, hadiah atau diskon khusus juga akan memberikan dorongan tambahan, membangun kepercayaan, dan memupuk loyalitas pelanggan.
Kunci keberhasilan dalam retro branding terletak pada keahlian dalam menggabungkan elemen-elemen klasik dengan keunikan serta inovasi kontemporer. Dengan menjadikan konten interaktif sebagai sarana untuk meresapi estetika retro, merek dapat menciptakan pengalaman yang lebih dalam dan personal bagi Gen Z, yang pada gilirannya akan mengokohkan posisi merek dalam hati dan pikiran mereka.
5. Gelar Acara Berbau Nostalgia
Buatlah acara-acara yang membangkitkan kenangan masa lalu, seperti konser, pameran seni, atau pesta dengan tema retro. Cara ini dapat menciptakan pengalaman yang unik bagi audiens, terutama Gen Z.
Jangan lupa untuk menambahkan sentuhan modern untuk menghadirkan nuansa yang lebih segar dan relevan bagi Gen Z. Tidak hanya itu, kolaborasi dengan influencer yang memiliki daya tarik terhadap Gen Z dan memiliki afinitas dengan gaya retro dapat membantu merek mencapai target audiens secara lebih efektif.
Nah itu, dia lima tips retro branding untuk Gen Z. Bagi Anda yang ingin menyelami lebih dalam tentang generasi ini secara lebih dalam, yuk, ikuti WOW Brand 2024, seminar brand terakbar yang akan berlangsung di The Ballroom at Djakarta Theater pada Kamis, 7 Maret 2024. Segera amankan tiketmu dengan mengunjungi laman www.wowbrand.id.
Editor: Ranto Rajagukguk