Menghubungkan Brand dengan Audiens di Era Digital lewat Brand Journalism
Dalam dunia pemasaran modern, konsep brand journalism semakin penting dalam membangun dan mengkomunikasikan identitas merek. Brand journalism adalah alat strategis yang efektif dalam membangun citra dan komunikasi merek.
Dengan menggabungkan elemen jurnalistik dan pemasaran, perusahaan dapat menciptakan narasi yang kuat dan relevan. Pendekatan ini membantu mereka terhubung dengan audiens secara lebih mendalam dan bermakna.
Adaptasi terhadap perubahan media dan teknologi adalah kunci untuk menjaga relevansi dan efektivitas strategi brand jurnalism di masa depan.
“Brand journalism sudah pasti digunakan dalam pendekatan PR. Bagaimana kami mengkomunikasikan brand lewat iklan, memvisualisasikannya lewat media,” kata Yulia Maria, Director of Marketing & Communication at ARTOTEL Group di panggung Jakarta Marketing Week 2024 yang diselenggarakan oleh MCorp di Grand Atrium Kota Kasablanka Mall, Kamis (16/5/2024).
Pendekatan ini tidak hanya terbatas pada media cetak, namun juga merambah ke platform online yang memungkinkan informasi disebarkan dengan cepat dan efisien. Pendekatan brand journalism yang digunakan oleh ARTOTEL Group menyoroti pentingnya adaptasi dalam strategi komunikasi.
BACA JUGA: Somethinc Tunjuk Afgan Jadi Brand Ambassador Calm Down Series
“Meski berevolusi dari cetak ke online, namun cetak tetap kami jalankan dan tidak kami tinggalkan,” tambah Yulia.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun media digital semakin dominan, media cetak masih memegang peranan penting dalam strategi komunikasi perusahaan.
Sementara itu, Arviane Dahniarny B., Head of Public Relations PT Kino Indonesia Tbk, mengungkapkan bahwa relevansi dan adaptasi adalah kunci dalam brand journalism.
“Brand jurnalism menurut saya adalah bagaimana kami bisa membuat story yang relevan, tidak hanya dengan media sebagai fasilitator penyampai pesan, tapi juga relevan dengan audiens,” ujarnya.
BACA JUGA: Tips Menentukan DNA Brand Saat Memulai Bisnis Fashion Bagi Pemula
Bagi PT Kino Indonesia Tbk, membuat konten yang inspiratif dan edukatif lebih diutamakan dibandingkan pendekatan hard selling.
“Kami lebih banyak mengangkat yang sifatnya inspiratif, edukatif, bukan yang hard selling,” lanjut Arviane.
Pandangan ini sejalan dengan evolusi peran PR dalam dunia media yang semakin kompleks dan saling terkait. Sigit Kurniawan, Editor in Chief Marketeers, menegaskan pentingnya PR dalam memahami dunia jurnalistik.
“Seorang PR dalam belajar jurnalistik saat ini sangat penting, karena dalam segala kegiatannya hampir 80% berkaitan dengan dunia media,” katanya.
PR harus mampu beradaptasi dengan cepat, memahami kebutuhan jurnalis dan media, serta mampu menciptakan konten yang menarik dan relevan bagi audiens.
Brand Journalism = Content Marketing
Brand journalism, yang juga dikenal dengan istilah brand publishing, custom publication, atau brand storytelling, kini lebih dekat dengan content marketing di era digital.
Dari sini, pesan yang dibuat sarat akan konten yang menginspirasi, mengedukasi, atau menghibur dan bukan konten iklan hardselling.
“Kita membuat sesuatu, mengkurasi sesuatu, mendistribusikan dan mengamplifikasi, sehingga pesan bisa sampai ke target audiens,” jelas Sigit.
Proses ini mencakup pembuatan konten yang menarik, kurasi informasi yang relevan, serta distribusi yang tepat sasaran untuk mencapai audiens yang diinginkan.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz