Banyuwangi merupakan salah satu destinasi favorit baru di Jawa Timur. Akhir-akhir ini, banyak wisatawan asing yang berbondong-bondong mengunjungi dan menikmati keindahan Banyuwangi. Memang, daerah ini tampak serius dalam meningkatkan kualitas industri pariwisata. Hal ini dibuktikan dengan mengadakan Banyuwangi Festival 2017. Festival ini akan disemarakkan dengan 72 gelaran event besar yang menjadi magnet baru pariwisata Banyuwangi.
Banyuwangi Festival pertama kali diselenggarakan di 2012 dan ramai dipromosikan melalui beragam kanal digital. Hal ini yang menjadi alasan Banyuwangi ramai dikunjungi oleh wisatawan asing. Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan Sampai November 2016 lalu kunjungan wisatawan asing ke Banyuwangi mencapai 75 ribu sekitar 30%nya mengunjungi Gunung Ijen, sedangkan wisatawan lokal sebanyak 2,7 juta.
“Keberhasilan ini antara lain karena strategi menggunakan digital tourism,” ujar Arief Yahya. Meningkatnya kunjungan wisatawan ke Banyuwangi juga ditunjang dengan aksesibilitas transportasi udara yang baik.
“Sejak ada penerbangan langsung dari Surabaya – Banyuwangi melalui Bandara Blimbingsari (PP) dan Denpasar – Banyuwangi PP pada 2014 yang lalu kunjungan wisman dan wisnus ke Banyuwangi melonjak tajam,” tambah Arief.
Banyuwangi berhasil menerapkan dua strategi yang memang sedang getol digencarkan oleh Kementerian Pariwisata yakni digital tourism dan konektivitas udara. Selain dua strategi ini, Kementerian Pariwisata juga sedang menggalakan program pondok wisata.
Bagi Bupati Banyuwangi Abudllah Azwar Anas penyelenggaraan Banyuwangi Festival tidak hanya untuk mempromosikan pariwisata, namun juga untuk memaksimalkan potensi daerah dan memberikan semangat ke masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah serta sebagai wadah dalam menampung potensi kreativitas anak muda.
“Banyuwangi Festival kami hadirkan tiap tahun ibarat rangkuman bagi segenap potensi Banyuwangi, mulai seni dan budaya, kekayaan alam, dan kreativitas rakyat. Termasuk event dan kreasi baru juga akan kami sajikan. Tahun ini bakal lebih kaya kandungan budaya dan potensi kreativitas masyarakat,” kata Azwar Anas.
Pamerkan potensi dan kekayaan daerah
Dari 72 gelaran event Banyuwangi Festival 2017 akan disajikan event besar yang telah menjadi ikon daerah seperti Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (27-30 September 2017), Banyuwangi Ethno Carnival (11 November 2017), Festival Gandrung Sewu (8 Oktober 2017), Banyuwangi Beach Jazz Festival (2 September 2017), dan Jazz Ijen (6-7 Oktober 2017). Selain itu akan ada pula event anyar yang digadang akan menjadi magnet baru antara lain; Banyuwangi Sail Yacht Festival (15 September 2017) dan Festival Bambu (12-13 Mei 2017).
“Tahun ini, kami juga menggelar event baru Festival Sastra (26 -30 April 2017) dan Festival Teknologi Inovatif (19-22 Juli 2017). Tujuannya tak lain untuk merangsang minat anak muda pada sastra dan inovasi teknologi. Kalau difestivalkan, tumbuh perhatian pada dua bidang tersebut,” kata Anas.
Banyuwangi Festival kali ini akan menjadi ajang istimewa bagi industri fesyen daerah karena ada 5 event untuk memamerkan potensi desainer daerah mulai dari ajang Indonesia Fashion Week (4 Februari 2017), Green & Recycle Fashion Week (25 Maret 2017), Kebaya Festival (22 April 2017), Banyuwangi Batik Festival (29 Juli 2017), dan Banyuwangi Fashion Festival (14 Oktober 2017).
“Kami ingin para pelaku industri fesyen Banyuwangi semakin maju, mampu meningkatkan kualitas produknya sekaligus memperluas jangkauan pasarnya,” kata Anas.
Banyuwangi Festival 2017 akan menjadi wadah bagi kreativitas anak muda dan mendorong sektor ekonomi kreatif. Seperti Festival Video Kreatif (26 Juli 2017) yang menampilkan potensi tiap desa dan Festival Dandang Sewu (4-5 Agustus 2017) yang menyajikan kreasi di sentra produksi alat masak.
Sejumlah tradisi asli Banyuwangi juga difestivalkan antara lain Barong Ider Bumi (26 Juni 2017), Seblang (30 Juni & 5 September 2017), Tumpeng Sewu (24 Agustus 2017), Kebo-keboan (14 September & 1 Oktober 2017), hingga Petik Laut (4 & 23 Oktober 2017).
Untuk sport tourism, selain menggelar International Tour de Banyuwangi Ijen (27-30 September 2017) juga ada Banyuwangi International Ijen Green Run (23 Juli 2017), Banyuwangi International BMX (22-23 April 2017) dan Kite and Wind Surfing Competition di Pulau Tabuhan (26-27 Agustus 2017).
”Kami juga menggelar Agro Expo, Festival Durian, dan Fish Market untuk menguatkan dan mempromosikan produk pertanian serta perikanan. Misalnya, bakal ditampilkan durian merah yang menjadi buah khas Banyuwangi,” ujar Anas.
Editor: Eko Adiwaluyo