Mengintip Kesuksesan Ruanguru Merevolusi Pendidikan

marketeers article

Laporan Program for International Student Assesment (PISA) 2015 menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia, terutama di bidang mata pelajaran pokok seperti matematika, sains, dan membaca berada di peringkat 62 dari 72 negara dengan skor 395,3. Pendidikan kita jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura dan Thailand yang masing-masing ada di peringkat 1 dan 56.

Kondisi tersebut memunculkan kepedulian Adamas Belva Syah Devara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Negeri ini. Bersama sahabatnya, Muhammad Iman Usman, Belva mendirikan platform belajar digital Ruangguru pada tahun 2014. Di bawah pimpinannya sebagai CEO, Belva berhasil membawa Ruangguru sebagai aplikasi belajar terbesar di Asia Tenggara yang telah diunduh lebih dari 10 juta kali melalui Playstore dan Appstore.

“Ruangguru merupakan cara kami untuk memanfaatkan teknologi sebagai hal yang baik. Kami berpikir, tanpa teknologi, maka tidak akan ada revolusi pendidikan untuk anak Indonesia agar dapat menikmati pendidikan yang setara di mana pun mereka tinggal,” ujar Belva.

Awal mendirikan Ruangguru, Belva memiliki misi awal untuk membangun fondasi kualitas pendidikan yang maju tanpa harus terpaku pada institusi dan kurikulum tradisional. Apalagi, dengan sistem yang sudah ada, kenyataannya banyak anak Indonesia yang belum memiliki akses pendidikan yang layak.

Belva melihat bahwa pasar pendidikan digital di Indonesia merupakan peluang yang besar untuk dipenetrasi lebih dalam. Apalagi, penggunaan smartphone oleh anak usia sekolah di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. “Mengapa tidak memanfaatkan peluang ini untuk berbisnis sekaligus menghadirkan pemanfaatan yang baik bagi pengguna gawai di Indonesia?” ungkapnya.

Inilah yang menjadi dasar hadirnya Ruang Belajar, yaitu produk unggulan Ruangguru. Ini merupakan bimbingan belajar versi digital yang mana siswa dapat menggunakannya di mana saja dan kapan saja. Ruangguru merangkum semua materi dari sekolah, institusi pendidikan, hingga lembaga bimbingan belajar di seluruh Indonesia ke dalam satu platform. Lewat produk ini, siswa Ruangguru dapat menikmati video, modul, dan soal-soal latihan pembelajaran.

Sejak memimpin Ruangguru pada 2016, Belva berhasil menghadirkan berbagai gebrakan, baik produk maupun strategi marketing. Ia berpendapat, di samping misi meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Ruangguru juga harus memiliki value dan profit.

Menyadari penetrasi internet di Indonesia yang masih belum merata, terutama dalam kecepatan,  Ruangguru juga menghadirkan fitur unduh dan produk Ruangguru On the Go. Ini merupakan solusi belajar digital saat koneksi internet tidak stabil. Strategi ini berhasil menjadi kunci sukses Ruangguru dalam memperluas pasar hingga ke pelosok Indonesia pada tahun 2019 ini.

“Pemerintah sedang gencar-gencarnya meratakan penetrasi internet ke seluruh Indonesia. Meski belum maksimal, setidaknya masyarakat Indonesia sudah cukup melek digital. Tahun ini, kami menyikapinya dengan memperluas pasar hingga ke pelosok Indonesia. Perluasan pasar ini tentu tetap mengunggulkan produk digital kami yang diperkuat dengan produk dan fitur offline dari Ruangguru,” tutup peraih Best Industry Marketing Champion 2019 dari sektor tech ini.

Dari ragam strategi dan kejelian Belva dalam melihat peluang mengantarkan Ruangguru mengalami pertumbuhan yang menjanjikan tahun ini. Kini, Ruangguru sudah tersebar di 126 kota di Indonesia dan memiliki kantor cabang di Yogyakarta dengan jumlah pegawai mencapai 4.000 orang.

Aplikasi Ruangguru memiliki traffic yang cukup tinggi dengan jumlah review hingga lebih dari 3.000 kali dan rating 4,8 di AppStore. Sementara pada PlayStore, aplikasi ini mencatat rating di nilai 4,7. Pada tahun ini juga, Ruangguru berhasil memasuki pasar pendidikan digital di Vietnam dengan jumlah pegawai lokal mencapai 200 orang. Ke depannya, Ruangguru merencanakan penetrasi di pasar regional lainnya.

Selengkapnya baca Majalah Marketeers edisi Desember2019 – Januari 2020.

Related