Pada 21 Maret, sepuluh tahun silam, sebuah kicauan dari Jack Dorsey (@jack) menjadi denting dimulainya perjalanan Twitter di industri digital. Berbunyi “just setting up my twttr”, Jack Dorsey membuka kanal baru bagi masyarakat untuk saling terhubung. Seperti apa perjalanan selama sepuluh tahun ke kemudian?
Sepanjang perjalanannya, sudah banyak momen bersejarah di dunia ini yang dibagikan di Twitter. Beberapa di antaranya adalah Tweet pertama dari luar angkasa oleh Astronot TJ (astro_tj) pada tahun 2010, lalu meninggalnya Nelson Mandela pada tahun 2013 yang kala itu menghasilkan 95 ribu Tweet per menit, hingga kemenangan Leonardo DiCaprio di ajang Oscar yang mampu menembus 44 ribu Tweet per menit. Tweet mengenai Leonardo ini memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Ellen DeGeneres saat melakukan selfie di Oscar tahun 2014. Dan, beberapa momen ikonik lainnya dapat dilihat di peta interaktif yang disediakan Twitter.
Sementara di Indonesia, Twitter kerap hadir dan menjadi wadah di berbagai gerakan sosial. Mulai dari pengumpulan #KoinUntukPrita pada tahun 2009, #DemiMetallica yang muncul dari para penggemarnya yang melakukan jual-beli barang pribadi demi dapat membeli tiket konser tersebut, hingga gerakan penyelamatan KPK melalui tagar #SaveKPK pada tahun 2015. Terakhir yang cukup menyita perhatian masyarakat dunia, ketika #GMT2016 di Indonesia yang menyiarkan detik-detik Gerhana Matahari Total menyentuh angka lebih dari 500 ribu Tweet.
Memasuki tahun ke-10 ini, masyarakat Indonesia juga diajak melakukan kilas balik dan berbagi momen-momen apa saja yang menjadikan perjalanan mereka di Twitter kian berkesan. Ekspresi ini bisa dilontarkan melalui tagar #KarenaTwitter.
“Ketika mengenal Twitter sekitar tahun 2009, saya merasa semakin bodoh. Di sini, saya menemukan banyak sekali orang-orang pintar. Saya di Twitter, sebenarnya ingin mengekspresikan diri sebagai pribadi saya. Namun, nampaknya sulit. Selain itu, #KarenaTwitter saya mendapatkan beberapa pekerjaan sampingan. Seperti, memberikan sambutan di sebuah buku,” jelas Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat ditemui di acara perayaan 10 tahun Twitter di Jakarta, Senin (21/03/2016)
Lain halnya dengan Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah yang dikenal suka nge-tweet ini mengatakan bahwa dirinya nge-Tweet untuk kerja. “Awalnya saya ingin membuat sistem agar pihak saya lebih mengerti masyarakat. Twitter pun kami pilih karena tidak adanya batasan follower. Kini, #KarenaTwitter masyarakat saya bisa mengeluh, melaporkan langsung ke akun saya,” tutup Ganjar.
Editor: Sigit Kurniawan