Potensi Bisnis Parkir yang Puluhan Tahun Dikuasai Asing

marketeers article
52583104 night photo of a parking lot entrance in raleigh, north carolina. Lahan parkir. Bisnis parkir

Bisnis pengelolaan lahan parkir di Indonesia menyimpan potensi yang besar dan telah dilihat oleh pemain asing sejak 27 tahun silam. Sekitar tahun 1990, Secure Parking asal Australia sudah mengamankan bisnis parkir di Indonesia.

Sayangnya, pemain lokal justru tidak melihat itu sampai pada tahun 1999-2000an pebisnis lokal mulai melirik bisnis ini. Nama-nama seperti Sun Parking, Easy Parking, Grand Parking, City Parking mulai bermunculan.

Namun sayangnya, para pemain lokal ini belum bisa memberikan persaingan yang berarti bagi Secure Parking lantaran sistem kelola yang kurang begitu baik. Sampai pada akhir tahun 2009, Charles R. Oentomo mendirikan CentrePark setelah memutuskan diri keluar dari Sun Parking yang kini milik ISS, perusahaan asal Denmark.

Hingga kini, bendera PT Centerpark Citra Corpora yang dikibarkan oleh Charles berhasil menyusup ke posisi kedua terbesar setelah Secure Parking.

“Kami yang baru berumur sekitar delapan tahun pun masih belum bisa mengalahkan Secure Parking yang sudah berumur sekitar 27 tahun. Namun, kami yang sudah memiliki 250 projek di 34 kota di seluruh Indonesia berani mengklaim bahwa kami adalah pemain kedua terbesar setelah Secure Parking,” ujar Charles R. Oentomo, President Director PT Centerpark Citra Corpora kepada Marketeers.

Berbekal pengalaman sebagai Vice President Business Development Sun Parking, Charles mengatakan bahwa peta persaingan pada era dulu dengan era sekarang sudah berbeda. Jika dulu, persaingan cenderung mengedepankan perang harga dan kedekatan dengan pemilik gedung, kini sistem manajemen dan penggunaan teknologi menjadi daya saing kunci untuk memenangkan setiap tender proyek.

“Hingga saat ini, potensi bisnis parkir masih sangat besar. Masih banyak gedung-gedung yang memilih untuk mengelola sendiri lahan parkir mereka. Selain itu, ambisi para pemain industri properti yang ingin membangun gedung di mana-mana di berbagai daerah di Indonesia, ditambah pemain industri otomotif yang terus memasang target tinggi untuk kendaraan mereka di Tanah Air juga menyajikan potensi yang menjanjikan bagi kami,” ujar Charles.

Charles menyebutkan, potensi lain juga hadir di ceruk pasar parkiran pinggir jalan. Saat ini saja, nilai dari pasar dengan tarif parkir seperti saat ini dalam setahun bisa mencapai Rp 12 triliun – Rp 14 triliun. Dari angka ini, Centerpark baru mengambil pangsa pasar sekitar 8%. Masih besar potensi yang bisa digali.

“Pasar terbesar masih di pusat perbelanjaan, bandara, pelabuhan, hingga terminal-terminal besar. Bandara dan pelabuhan pun kini mendapat perhatian yang besar untuk terus dibenahi dan ditambah oleh pemerintah di bawah komando Presiden Joko Widodo,” jelas Charles.

Keuntungan yang bisa didapat dari pasar ini bagi para pemain mulai dari puluhan juta hingga miliaran rupiah per bulannya. Bagi para pemain lokal, saat ini tantangannya adalah membangun brand awareness. Pasalnya, kebanyakan pemilik perusahaan properti lebih mengenal Secure Parking ketimbang perusahaan parkir lain.

Selain itu, lantaran bisnis ini banyak yang pemiliknya turun langsung untuk mengelola, sosok sang pemilik juga menjadi pertimbangan para pemilik gedung. Kapabilitas, transparansi, pelayanan, dan teknologi yang dipakai menjadi daya saing yang bisa dibangun oleh para pemain.

Editor: Sigit Kurniawan

Related