Ada kisah nyata menarik Halal Lifestyle dari seorang perintis Factory Outlet di Bandung bernama Perry Tristianto. Ia merupakan seorang keturunan Tionghoa non Muslim yang membangun kolam renang yang sesuai dengan prinsip syariah di Lembang. Berbeda dengan Kolam Renang pada umumnya, di situ ada pemisahan antara kolam laki-laki dan perempuan.
Hasilnya? Suksesnya bukan main! Mengapa? Pertama, karena menggunakan paradigma yang berbeda. Sebuah fenomena bila dilihat dari angle berbeda akan disikapi berbeda. Kolam renang khusus perempuan berarti penjaga keamanan mesti perempuan yang siap menolong ketika dibutuhkan. Di satu sisi, ini bisa dilihat sebagai kerepotan, tapi di sisi lain, inilah customized service ke pengunjung perempuan.
Kedua, menggunakan indikator yang berbeda. Biasanya, pelanggan dilihat dari kekayaannya. Namun, kali ini, pelanggan dilihat dari anxiety dan desire-nya. Perry jeli melihat peluang, mengingat terbatasnya jumlah kapasitas dan tempat wisata Muslim di Bandung.
Ketiga, secepat mungkin mulai melakukan koneksi ke kelompok yang akan powerful di masa depan. Generation M merupakan sebuah kelompok yang connected secara global, meski belum punya rata-rata buying power yang tinggi pada saat ini, tapi akan menjadi sebuah pasar yang memaksa banyak global brand meski tekoneksi ke mereka di masa depan.
Keempat, memahami dengan benar kontennya. Meski masih tetap sebagai orang Katolik, Marco Tieman paham betul dengan halal value chain. Begitu juga dengan pengelola pelabuhan halal di Eropa dan Brazil.
Kelima, memahami konteks. Contoh yang menarik adalah kebiasaan yang menarik terjadi di Kudus sebagai warisan Sunan Kudus. Di sana, meski sudah ratusan tahun mayoritasnya Muslim, tapi warisan tradisi untuk tidak mengkonsumsi daging sapi tetap tumbuh hingga kini di sana.
Keenam, memahami bahwa siapa pun bisa men-deliver produk ke Generation M. Termasuk produk yang sensitif dengan kehalalan. Yang penting comply ke SOP, siap diaudit oleh lembaga yang kredibel dan committed menjaganya. Ada contoh menarik dari Taiwan yang mana kalau ada orang yang melanggar akan dikenai denda.
Ketujuh, pemahaman akan varian baru habit dan behavior secara global yang sifatnya adalah timbal balik. Kalau ingin dikonsumsi, berusahalah untuk mengoneksikan diri melalui salah satu event utama mereka, sebisa mungkin di banyak tempat. Dengan ini, akan terasa dekat dan bisa menjadi bagian dari kebiasaan mereka.
Bagaimanapun juga, Halal Lifestyle telah menjadi global pop culture dan menjadi tren di sejumlah global brands. Dan ini membuktikan bahwa pasar Halal Lifestyle bukan hanya untuk umat muslim, tetapi semua orang di dunia.
Temukan kesempatan bisnis baru dan strategi merancang Halal Marketing dalam Ramadhan Marketing Safari, Halal Lifestyle: Why, What & How bersama ahlinya yang akan hadir di tujuh kota besar Indonesia. Investasi mulai dari Rp 600.000,-. Daftar sekarang di bit.ly/RMS17MSHOP. Kursi terbatas!