Dalam era digital yang serba cepat, pendekatan pemasaran semakin beragam. Di tengah kondisi tersebut, perpaduan antara media Out-Of-Home (OOH) dan data agregasi berbasis privasi dinilai sebagai kunci dalam membangun strategi pemasaran yang lebih efektif dan relevan.
Dalam ajang MarkPlus Conference (MPC) 2025 pada sesi Community: AI and The Art of Storytelling, Agung Prihambodo, COO AMG, menyoroti peran penting media OOH dalam menciptakan brand awareness dan masih relevan sampai saat ini.
BACA JUGA: Prisma Advertising: Inovasi OOH Interaktif Sambut Kemerdekaan Indonesia ke-79
“Ketika melihat iklan digital, kebanyakan orang akan mencari tombol close. Namun, sebagai pemilik merek, tujuan utama kita adalah menciptakan eksposur,” kata Agung, Kamis (5/12/2024).
Ia menjelaskan bahwa OOH memiliki keunggulan unik, yaitu iklannya tidak bisa dilewati atau diabaikan seperti iklan digital. Media ini dirancang untuk menarik perhatian audiens yang sedang dalam perjalanan (on the go). Namun, Agung mengingatkan pentingnya memahami karakteristik OOH.
BACA JUGA: Sinopsis Winnie the Pooh: Blood and Honey 2, Teror dari Beruang Madu
“Banyak yang salah kaprah dengan menempatkan konten digital langsung ke billboard. Padahal, iklan di OOH hanya punya waktu emas tiga detik. Jika melewati itu, pesan tidak akan tersampaikan,” tegasnya.
Menghubungkan OOH dengan Data Digital
Sementara itu, Fanly Tanto, Country Director Indonesia Google Cloud, menggarisbawahi peran data agregasi dalam mendukung efektivitas iklan OOH. Ia menjelaskan bagaimana data mobilitas dari perusahaan telekomunikasi bisa digunakan tanpa melanggar privasi individu.
“Telco company punya data agregasi tentang pergerakan kita, apa yang kita suka, di mana kita tinggal, atau aktivitas kita sehari-hari. Namun, data ini hanya berupa pola agregasi, bukan data pribadi. Misalnya, profil orang yang melewati billboard di Sarinah, apakah itu pekerja, ibu rumah tangga, atau konsumen McDonald’s, dapat dianalisis tanpa melanggar privasi,” jelas Fanly.
Google Cloud sendiri menjamin bahwa semua data diproses dengan enkripsi ketat, mematuhi regulasi yang berlaku.
“Kami memastikan tidak ada data bocor, dan hanya individu yang memiliki otorisasi dapat mengakses data tersebut,” tambahnya.
Paduan Strategi untuk Efektivitas Maksimal
Sinergi antara OOH dan konten digital memegang peranan penting dalam strategi pemasaran masa kini.
“OOH memicu rasa penasaran (trigger curiosity), sementara iklan digital memimpin audiens untuk mencari lebih jauh,” kata Agung.
Namun, tantangan utama dalam transisi ke OOH digital adalah biaya yang mahal dan sistem keuangan yang perlu diadaptasi.
Dalam konteks ini, perusahaan perlu memastikan bahwa konten yang ditampilkan di media OOH tidak hanya relevan dengan audiens, tetapi juga mampu memanfaatkan waktu singkat untuk menyampaikan pesan yang kuat.
Secara keseluruhan, kolaborasi antara OOH dan data digital yang berbasis privasi memberikan peluang besar bagi merek untuk menjangkau audiens secara lebih efektif.
“OOH memicu rasa penasaran, sementara iklan digital memimpin audiens untuk mencari lebih jauh,” jelas Agung.
Dengan memahami karakteristik unik dari setiap media dan mematuhi regulasi privasi, perusahaan dapat menciptakan kampanye yang relevan, berkesan, dan tetap etis. “Data agregasi memungkinkan relevansi yang lebih baik tanpa mengorbankan privasi individu,” tutup Fanly.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz