Mengoptimalkan Strategi Kewirausahaan dalam Perspektif Pasar Global

marketeers article
Ilustrasi UMKM. (FOTO: 123RF)

Oleh: Hendy Setiono, Founder & Group CEO Baba Rafi Enterprise,
Pengurus Pusat BPP HIPMI dan Wakil Ketua Umum UMKM Kadin Surabaya

Kewirausahaan di perspektif pasar global telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan inovasi di berbagai negara. Dalam era globalisasi yang semakin terintegrasi, para pengusaha tidak hanya dituntut untuk memahami dinamika global tetapi juga harus mampu menavigasi kompleksitas pasar internasional.

Entrepeneur perlu mengembangkan strategi yang adaptif, memanfaatkan teknologi digital, dan membangun jaringan global untuk mengatasi tantangan seperti perbedaan budaya, regulasi yang beragam, dan persaingan yang ketat.

Untuk memahami dinamika kewirausahaan di perspektif pasar global, penting untuk mengeksplorasi faktor-faktor yang mendorong terbentuknya pasar global. Beberapa faktor itu adalah:

Pertama, perkembangan ekonomi dunia yang pesat di era modern ini menciptakan peluang bagi pelaku bisnis untuk berkembang di kancah internasional.

BACA JUGA: Kolaborasi Social House, Museum MACAN dan Patricia Untario, Seni dalam Bisnis Kuliner

Kedua, kesesuaian produk dengan kebutuhan customer menjadi kunci sukses dalam persaingan global.

Artinya, entrepeneur harus mendorong bisnis untuk terus menyesuaikan standar produknya ke skala internasional sehingga dapat bersaing dalam situasi kompetisi yang lebih ketat.

Dalam perspektif ini, tentu saja yang akan menjadi customer adalah negara-negara yang akan menjadi tujuan ekspor.

Ketiga, perkembangan teknologi memegang peranan vital dalam membentuk pasar global. Mengingat, teknologi telah terbukti mampu memberikan manfaat bagi berbagai aspek yang mendukung operasional bisnis.

Keempat, kemajuan dalam komunikasi dan transportasi juga berperan signifikan dalam pertumbuhan pasar global.

Lewat komunikasi dan transportasi yang optimal, maka hal inimemungkinkan bisnis untuk menjangkau pasar internasional dengan lebih mudah.

Terakhir, biaya pengembangan bisnis yang tinggi. Hal ini perlu menjadi faktor yang diperhatikan seiring dengan meningkatnya tuntutan pasar global, mendorong perusahaan untuk mencari investor guna mendukung ekspansi mereka.

BACA JUGA: Barisan Penghargaan yang Diraih Si Empu Jamu, Mooryati Soedibyo

Dalam praktiknya, untuk mengatasi tantangan yang muncul dalam pasar global, para pelaku usaha perlu mempersiapkan sikap, kompetensi, dan strategi yang dapat membantu mereka untuk bersaing secara efektif.

Para pelaku usaha harus melakukan survei dan riset mendalam untuk memperoleh data yang menunjang.

Segmentasi pasar harus secara rinci ditentukan agar pelaku usaha dapat memasarkan bisnis ke kelompok pasar yang tepat. Karenanya, penting untuk mengetahui apa produk yang diinginkan pasar, sehingga dapat mengembangkan produk yang dibutuhkan customer.

Selain itu, segmentasi pasar juga merujuk pada strategi untuk mengelompokkan calon konsumen berdasarkan kebutuhannya.

Sebagai ilustrasi, contoh nyata dari tantangan memahami pasar global adalah kegagalan Marks & Spencer di Cina, yang disebabkan oleh kurang-pekanya merek itu dalam memahami preferensi konsumen setempat, termasuk kesalahan dalam ukuran produk, budaya fashion, dan tren terkini.

Marks & Spencer keluar dari pasar Cina setelah membuka toko yang ke-10 selama 8 tahun di 2016.

Cina sendiri merupakan negara kelas menengah yang besar dan terus berkembang, sementara Marks & Spencer menawarkan pakaian yang sama seperti di Amerika Serikat dan Eropa tanpa mempertimbangkan bentuk tubuh konsumen Cina.

BACA JUGA: Gandeng Sienna Miller, Marks & Spencer Luncurkan Koleksi Musim Gugur

Penelitian dari INS Global menunjukkan bahwa wanita Cina memiliki variansi yang lebih sempit pada lingkar dada, pinggang, dan pinggul dibandingkan dengan wanita di daerah Barat. Artinya, bentuk tubuh wanita Cina umumnya lebih kecil daripada di Eropa dan Amerika Serikat.

Selain itu, kegagalan Marks & Spencer juga dimotori oleh ketidakmampuan mereka untuk berinvestasi dalam terjemahan dan lokalisasi yang diperlukan.

Misalnya, jajaran pakaian yang ditawarkan menggunakan label Inggris dan Eropa tanpa mencantumkan ukuran dalam bahasa Cina.

Kegagalan tersebut membuat mereka tidak mampu menarik kelas menengah Cina yang seharusnya bisa mereka jangkau. Dalam pasar yang luas dan kompetitif seperti Cina, penting bagi sebuah merek untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar terhubung dengan customer mereka.

 

Perlu Menerapkan Mindset CAGE

Untuk menghadapi tantangan pasar global secara efektif, pelaku usaha perlu mengadopsi kerangka analisis yang komprehensif.

Salah satu kerangka yang dapat digunakan adalah CAGE framework, yang membantu bisnis memahami dan mengatasi perbedaan lintas negara dalam beberapa dimensi kunci.

Kerangka berpikir CAGE sendiri merupakan kerangka berpikir yang terdiri dari aspek Cultural, Administrative, Geographic, and Economic.

Mindset ini adalah alat yang berguna untuk membantu pelaku usaha mengatasi tantangan di pasar global dengan menganalisis perbedaan antara negara asal dan negara target dalam empat dimensi utama.

BACA JUGA: Lewat Shopee Live, UMKM dan Brand Lokal Catatkan Pertumbuhan Signifikan Pada Tahun 2024

CAGE framework dapat menjadi alat yang berguna bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Kebab Turki Baba Rafi pun sangat meperhatikan aspek CAGE untuk memahami dan mengelola tantangan dalam ekspansi.

kewirausahaan
Ilustrasi produk Kebab Turki Baba Rafi. (FOTO: Kebab Turki Baba Rafi via Instagram)

Pertama, dari segi Cultural Distance (Jarak Budaya), Kebab Turki Baba Rafi senantiasa mempertimbangkan perbedaan budaya dalam menyesuaikan menu dan layanan mereka.

Misalnya, saus dan bumbu lokal khas Jawa yang digunakan di Indonesia tentunya berbeda dengan saus dan bumbu yang digunakan di outlet mancanegara.

Dengan kata lain, memahami preferensi rasa lokal dan kebiasaan makanan setempat akan membantu Kebab Turki Baba Rafi menyesuaikan resep dan bahan baku.

Kemudian, dalam hal Administrative Distance (Jarak Administratif), Kebab Turki Baba Rafi juga berusaha untuk memahami peraturan dan regulasi setempat terkait dengan izin usaha, sanitasi makanan, dan peraturan ekonomi yang berlaku.

Perusahaan juga perlu untuk terus mempertimbangkan kondisi politik dan stabilitas politik di negara tersebut, yang dapat mempengaruhi operasional bisnis perusahaan. Sehingga outlet di negara tersebut tetap dapat berjalan dengan efektif sebagaimana mestinya.

BACA JUGA: HK: Tren Sustainability Berpeluang Besar Timbulkan Pergeseran Budaya

Dari segi Geographic Distance (Jarak Geografis), Kebab Turki Baba Rafi juga senantiasa mempertimbangkan aspek logistik, seperti pengiriman bahan baku dan distribusi produk jadi.

Perusahaan perlu menilai ketersediaan infrastruktur transportasi lokal, termasuk jaringan jalan dan layanan pengiriman, serta kondisi cuaca yang dapat mempengaruhi rantai pasokan. Hal ini perlu diperhatikan dengan tujuan utama untuk menciptakan sistem logistik yang efisien, tanpa mengesampingkan kualitas produk.

Terakhir, dalam hal Economic Distance (Jarak Ekonomi), Kebab Turki Baba Rafi juga senantiasa mempertimbangkan daya beli konsumen lokal dan harga yang bersaing.

Perusahaan dan seluruh elemen terkait dalam ekosistem pengembangan bisnis luar negeri, juga dituntut untuk memahami sistem keuangan, pasar modal di negara setempat, serta mempertimbangkan kestabilan ekonomi dan fluktuasi mata uang yang dapat mempengaruhi biaya operasional.

Dengan mempertimbangkan keempat dimensi tersebut menggunakan framework CAGE, Kebab Turki Baba Rafi dapat mengidentifikasi tantangan potensial dan mengembangkan strategi adaptasi yang sesuai untuk memperluas kehadiran mereka secara global, sambil tetap mempertahankan esensi dan kualitas produk merek.

Setelah keempat poin tersebut dilakukan, pelaku usaha sebaiknya tidak melupakan analisis pesaing bisnis yang ada di wilayah tersebut.

BACA JUGA: Jon & Lou, Oase Kuliner Amerika-Italia di SCBD Park

Dimulai dengan melakukan riset untuk mengetahui seberapa banyak merek lain yang menawarkan produk serupa dan juga agresifitas yang dilakukan oleh kompetitor.

Namun, terminologi ‘pesaing’ seyogyanya jangan dipandang sebagai musuh yang harus ditakuti, karena pada prinsipnya setiap bisnis memiliki target pasarnya sendiri, dan tidak ada satu pun produk atau layanan yang dapat memenuhi semua kebutuhan pasar.

Singkatnya, kewirausahaan di perspektif global menawarkan peluang besar bagi pelaku usaha untuk mengembangkan dan memperluas bisnis mereka di pasar internasional.

Entrepeneur perlu untuk memahami dinamika pasar yang beragam, menyesuaikan produk dan strategi dengan kondisi lokal, serta memanfaatkan teknologi dan komunikasi global untuk mendukung pertumbuhan bisnis.

Meskipun tantangan seperti perbedaan budaya, administratif, geografis, dan ekonomi dapat menjadi hambatan, pengusaha yang berhasil akan mampu mengatasi hambatan tersebut dengan inovasi dan adaptasi yang tepat.

Dengan memanfaatkan peluang global secara cerdas, kewirausahaan tidak hanya dapat mencapai kesuksesan yang berkelanjutan, tetapi juga dapat memberikan dampak yang signifikan dalam skala global.

Related

award
SPSAwArDS