Menguji Suzuki NEX II, Si Penantang Serius Skutik 115cc

marketeers article
Test Ride Suzuki NEX II

Pasar motor skutik kelas 115 cc mendominasi di pasar Indonesia. Berdasarkan laporan yang dirilis Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) sepanjang tahun 2017, distribusi penjualan sepeda motor wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) tercatat sebanyak 5.886.103 unit. Tahun ini, AISI memprediksi akan ada kenaikan sekitar 3% – 4% (5,9 juta – 6,1 juta unit).

Motor jenis skutik pun jadi yang paling laris. Pada periode tahun 2017, jenis skutik berhasil terdistribusi penjualannya sebesar 4.848.540 unit (82,37%). Kemudian, disusul segmen motor sport dengan 541.459 unit (9,2%) dan yang terakhir tipe cub/bebek dengan 496.104 unit (8,4%).

Melihat kondisi ini, Suzuki ingin menjadikan NEX II jadi andalan mereka. Diharapkan motor ini bisa bersaing dengan Yamaha, dan Honda yang masih sangat mendominasi. Model Honda BeAT, skutik berkapasitas 115 cc, masih menjadi motor paling laris dengan merebut sepertiga dari total pangsa pasar sepeda motor.

Pada Q1 tahun ini, dominasi Honda BeAT bisa terlihat dari angka distribusi yang mencapai 440.119 unit atau kisaran 146 ribu unit per bulan.

Sementara itu, Suzuki NEX generasi pertama hanya membukukan 1.505 unit atau lebih kurang 500 unit setiap bulan. Suzuki pun menaruh harapan besar ke generasi kedua dari NEX. Seperti apa performanya?

Dalam sebuah ajang media test drive yang digelar oleh PT Suzuki Indomobil Sales, sekitar 20 media nasional menguji Suzuki NEX II. Karena motor ini mengusung konsep sebagai motor perkotaan, city riding pun menjadi konsep pengujian motor tersebut.

Desain

Tim Marketeers yang turut didalamnya pun menguji motor ini. Kesan pertama, motor ini terlihat ramping dan sporty. Namun tidak ada yang spesial karena garis desainnya sangat umum. Ketika ditunggangi dan dilihat seksama, tim Marketeers yang kedapatan varian standar dari motor ini tidak menemukan hal yang spesial. Konsep desain simple dan clean yang diusung oleh Suzuki benar terasa.

Motor pun terlihat umum, mulai dari desain speedometer, panel-panel instrumen, spion, dan sekitarnya. Namun, hal berbeda ditemukan di varian di atasnya, seperti varian Elegant Premium. Lampu depan sudah dilengkapi dengan LED Headlight, USB Charger, Floorboard Guard, dan Cover Muffler.

Untung mendukung fitur USB Charger, bagian bagasi di bawah stang cukup luas untuk smartphone berukuran 5,5 inci. Dan, ada bagian sela untuk meletakkan kabel agar lebih rapi. Terlihat, kabel yang digunakan adalah tipe USB 2.0. Tidak secepat mengisi dengan tipe USB 3.0, tapi sudah cukup cepat. Pada bagian floor board pun cukup luas namun ramping di bagian yang mengarah ke pengemudi, sehingga tidak membuat kaki begitu mengangkang. Tas ransel berkapasitas sekitar 20 liter pun muat ditaruk di atasnya.

Posisi riding untuk motor ini bisa dibilang cukup nyaman untuk pengendara dengan tinggi badan di bawah 170 cm. Beralih ke bagian belakang motor, desainnya sangat simpel, termasuk bagian bagasi di bawah jok. Tidak ada yang spesial bahkan cenderung kecil. Mungkin akan sesak jika dimasuki satu setel jaket hujan.

Performa

Ketika dinyalakan, Suzuki Easy Start System bekerja dengan baik. Sekali tekan, motor menyala meski suaranya cukup menyalak.

Ketika pertama kali motor ini digas, lagi-lagi terasa biasa saja. Menempuh perjalanan sekitar 50 kilometer, motor ini diuji melewati kondisi jalan perkotaan yang macet di sekitar Kemang sampai Alam Sutera melewati daerah Jalan TB Simatupang, Cirendeu, Pamulang dan BSD. Setelah menemukan kondisi stop and go, barulah terasa kelincahan motor ini. Respons dari NEX II ketika digas dan harus berenti cukup membuat Marketeers puas. Sayang, saat pengujian, rombongan tidak dapat momen untuk menarik secara penuh gas dari NEX II ini.

Handling

Ini yang paling Marketeers suka. Dengan bodinya yang ringkas, NEX II enak diajak bermanuever di sela-sela jalan perkotaan tanpa khawatir menyentuh kendaraan lain. Diajak berbelok dengan kecepatan 40 kilometer per jam pun cukup nyaman dan stabil tanpa khawatir terpeleset. Kombinasi handling dan gas ketika ditekan sangat pas untuk selap-selip, menghadapi kemacetan. Tentu, tetap ingat untuk selalu sopan di jalan.

Pengereman

Mendukung gas yang responsif, rem dari NEX II sangat cukup untuk membantu ketika motor harus mendadak berenti. Cukup stabil, tidak ada hentakan ketika pedal rem ditarik, dan kombinasi rem depan dan belakang juga bisa diandalkan ketika pengendara membutuhkan pengurangan kecepatan secara instan.

Keseluruhan

Motor ini cukup nyaman dikendarai dan sangat bisa diandalkan di jalanan perkotaan yang padat akan kendaraan. Sporty, simpel dan lincah mungkin dua kata yang pas untuk motor ini. Sayangnya, kehematan BBM belum diuji. Ketika menempuh jarak sekitar 50 kilometer, rata-rata awak media tidak sampai menghabiskan bahan bakar setengah dari tangki. Hal ini terlihat dari indikator bensin yang rata-rata belum menyentuh garis tengah.

Dengan harga mulai dari Rp 13,9 juta, NEX II bisa diandalkan untuk jadi motor fungsional yang dipakai harian. Tagline #KerenCaraBaru pun sangat menggambarkan motor ini yang memiliki banyak varian. Mulai dari varian yang sangat ekonomis, hingga bergaya stylish pun ada. Tidak salah, jika NEX II dijadikan oleh PT SIS sebagai pendongkrak volume penjualan bisnis mereka ke depannya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related