Di industri transportasi Indonesia, siapa yang tak mengenal Bluebird? Sebagai ikon transportasi yang telah hadir lebih dari setengah abad, Bluebird terus membuktikan diri sebagai pemimpin pasar.
Dalam menghadapi perubahan zaman yang makin dinamis, perusahaan ini mengadopsi strategi defensif yang cerdas dan inovatif untuk tetap relevan dan menjadi pilihan utama konsumen.
Mediko Azwar, Chief Marketing Officer PT Blue Bird Tbk menekankan kunci keberlanjutan perusahaan adalah menjaga relevansi dengan kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Perusahaan melakukan berbagai kegiatan untuk mengukur posisi kami di pasar, tidak hanya memahami kompetitor, tapi juga melaporkan perkembangan industri dan tren, baik di dalam maupun di luar negeri.
“Dengan melakukan benchmark layanan, riset pasar, serta mengumpulkan umpan balik dari konsumen, kami dapat terus memperbarui strategi untuk menjawab kebutuhan pasar,” kata Mediko dalam wawancara yang dilakukan bersama Marketeers.
BACA JUGA: Jaga Dominasi Pasar dengan Strategi Defensive Marketing
Salah satu metode yang diterapkan adalah observasi langsung melalui apa yang disebut Mediko sebagai “mystery passenger”. Tim Bluebird secara rutin merasakan sendiri pengalaman menggunakan layanan Bluebird dan kompetitor untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat mengenai pengalaman konsumen.
Selain itu, tren di media sosial dan data dari berbagai sumber turut dianalisis untuk memahami perilaku serta kebutuhan konsumen. Mediko juga menekankan pentingnya data-driven marketing dalam strategi Bluebird.
Menurutnya, marketing itu adalah kombinasi antara seni dan sains. Kreativitas tanpa data bisa berlebihan dan tidak relevan dengan kebutuhan konsumen.
Bluebird juga menghadirkan inovasi-inovasi berbasis data seperti fitur EasyPay. Fitur ini memudahkan konsumen membayar secara non-tunai tanpa perlu memesan taksi melalui aplikasi.
Fitur ini juga menjadi salah satu keunggulan kompetitif Bluebird yang tidak dimiliki oleh kompetitor. Dengan pilihan pembayaran yang fleksibel, baik tunai maupun non-tunai, Bluebird memastikan bahwa setiap konsumen dapat dengan mudah mengakses layanan mereka.
BACA JUGA: Asuransi Astra Beri Edukasi Defensive Driving dan Literasi Keuangan di UI
Bluebird kini telah bertransformasi menjadi penyedia layanan Mobility as a Service (MaaS), menghadirkan solusi mobilitas yang lebih luas dan terintegrasi. Selain menyediakan taksi reguler dan premium, perusahaan juga memperluas layanannya dengan menghadirkan sewa mobil, bus charter, hingga shuttle antarkota.
Keberhasilan Bluebird dalam beradaptasi terlihat dari kinerja keuangannya yang solid. Pada periode ini, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,32 triliun, mengalami peningkatan 15% dibandingkan tahun sebelumnya.
Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya permintaan di sektor transportasi, terutama di segmen penumpang. Dengan strategi defensive dan fokus pada kebutuhan konsumen, Bluebird terus mempertahankan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri transportasi Indonesia, sekaligus menunjukkan komitmennya untuk terus berkembang dalam menghadapi tantangan masa depan.
Editor: Ranto Rajagukguk