Menikmati Napak Tilas Industri Musik yang Imersif lewat Rangkaian Irama
Perkembangan industri musik Indonesia saat ini tak lepas dari kiprah para musisi pada masa lalu. Rangkaian kiprah dan sejarah itu pun dikemas dengan menarik oleh yayasan nirlaba bernama Irama Nusantara.
Yayasan pengarsipan musik populer Indonesia secara digital itu menyajikan gelaran imersif dan holistik dengan nama ‘Rangkaian Irama: Satu Dekade Irama Nusantara‘. Kegiatan itu disebut holistik karena juga dilengkapi dengan pameran arsip industri musik populer Indonesia.
Selain itu, kegitan edukasi terkait rangkaian sejarah dan perkembagan musik di Indonesia tersebut juga menghadirkan kegiatan atraktif lainya. Beberapa kegiatan yang digelar di Museum Kebangkitan Nasional, Jakarta itu di antaranya kegiatan diskusi dan festival musik yang dimeriahkan oleh beragam musisi dari berbagai generasi.
Founder dan Ketua Yayasan Irama Nusantara Dian Onno mengatakan kegiatan ini sangat penting dalam menjaga setiap karya-karya musik yang sempat menyapa telinga para pencinta musik Tanah Air.
“Jangan sampai kita kehilangan jejak soal sejarah musik di Indonesia,” kata Dian Onno saat memberikan sambutan dalam ‘Rangkaian Irama: Satu Dekade Irama Nusantara‘ pada Sabtu (14/10/2023).
BACA JUGA: Irama Nusantara Resmi Buka Rangkaian Irama, Awali dengan Pameran Musik Era 1960-1969
Agar edukasi ini bisa berjalan dengan optimal, ia pun tertantang untuk menyajikan kegiatan yang menarik bagi seluruh kalangan. Karenanya, seluruh rangakaian kegiatan ini bisa dinikmati dengan sangat murah karena setiap pengunjung hanya perlu membayar biaya retribusi Museum Kebangkitan Nasional sebesar Rp 2.000 saja.
Lewat kegiatan yang telah digelar sejak 16 September 2023 ini, masyarakat bisa menikmati pameran arsip industri musik populer Indonesia yang fokus dalam menampilkan sejumlah informasi perjalanan industri musik populer di Indonesia dari era pra-kemerdekaan hingga tahun 1960-an.
Di kesempatan itu, Dian Onno pun mengungkap sejumlah kisah unik dalam melakukan pengarsipan musik dan cerita soal upaya yayasan dalam menyajikan pameran tersebut.
BACA JUGA: Strategi Pemasaran Kreatif Masa Kini: Nano Influencer, Komedi dan Musik
“Kami banyak dibantu oleh para pedagang kaset di Blok M, Jakarta. Karena beberapa koleksi kaset yang akan diarsipkan secara digital sudah tidak dalam kondisi yang layak,” ujarnya.
Terdapat beberapa aset langka yang sudah tak bisa diputar karena pita kaset tersebut sudah berjamur atau bahkan terputus. Di situlah peran para pedagang kaset sangat banyak membantu karena mereka telah terbiasa untuk melakukan restorasi kaset dengan baik.
Tak hanya itu, beberapa barang display dalam pameran tersebut juga merupakan aset dari para pedagang dan para kolektor. Tingginya kesadaran akan pentingnya pameran ini pun membuat mereka ingin mendukungnya dengan meminjamkan sejumlah aset langka tersebut sehingga masyarakat bisa menikmati beragam benda bersejarah yang otentik.
BACA JUGA: Genap Satu Dekade, Irama Nusantara Gelar Rangkaian Irama
Nah, agar aksi edukasi ini makin imersif, kegiatan yang juga menjadi momen perayaan ulang tahun Irama Nusantara yang ke-10 ini dihiasi oleh festival musik dengan tema ‘Irama Berdendang‘ yang digelar pada 14 dan 15 Oktober 2023. Dalam konser ini, para musisi ditantang untuk menyanyikan lagu lama dengan style yang sesuai dengan ciri khas dari masing-masing performer tersebut.
“Lewat fesitval ini kami menyajikan musik baru dari masa lalu,” ucapnya.
Karena itu, konser tersebut hadir dengan mengusung konsep panggung tribute untuk memperkenalkan musik Indonesia dari masa lalu melalui musisi idola generasi muda saat ini.
Para penampil dalam Irama Berdendang di antaranya Bilal Indrajaya yang tampil membawakan lagu-lagu dari album ikonik Badai Pasti Berlalu dari Chrisye dan Berlian Hutauruk, kemudian NonaRia tampil membawakan karya Ismail Marzuki.
BACA JUGA: Mengenal Honoris Causa, Gelar untuk Taylor Swift Berkat Musiknya
Kemudian, stage juga dimeriahkan oleh The Panturas yang hadir membawakan karya-karya Eka Sapta dengan gaya Indorock ’60-an serta Diskoria yang tampil dengan memutar disko klasik Indonesia. Selain itu, festival tersebut juga diramaikan oleh performance dari Endah N’ Rhesa, Louise dan Gallaby, Dipha Barus, Mondo Gascaro, Batavia Collective yang berkolaborasi dengan Fariz RM, White Shoes & The Couples Company, Alunan Nusantara, Dua Sejoli, Bangkutaman, JIWA JIWA, Dangerdope, Aryo Adhianto & The Ruko Riots, Udasjam, Midnight Runners, serta Swaragembira.
Editor: Ranto Rajagukguk