Menilik Inovasi Baru Edi Sukmoro Pimpin PT KAI

marketeers article

Moda transportasi yang kini menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat Indonesia adalah kereta api. Selain karena efektivitas, juga karena pelayanan kereta api saat ini sudah jauh dari kesan kumuh, bertele-tele, sumpek, dan tak aman. PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pemain berhasil menyingkirkan kesan buruk tersebut.

Edi Sukmoro, President Director PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengatakan, perubahan besar terjadi sejak tahun 2011, yang mana saat itu posisi Dirut dipegang oleh Ignasius Jonan, yang sekarang menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. Saat itu, PT KAI mengubah paradigma bisnisnya, dari product oriented menuju service oriented.  “Saya mengajak seluruh karyawan PT KAI di berbagai tempat untuk memfokuskan diri bukan pada produk lagi, tetapi pada pelayanan,” kata Edi.

Meski berganti tongkat kepemimpinan, transformasi yang dijalankan oleh PT KAI tidak pernah berhenti. Edi mengatakan, PT KAI terus membenahi diri sejalan dengan tugas-tugas yang diberikan pemerintah kepada PT KAI. Tugas-tugas itu, antara lain membuka jalur-jalur kereta api baru, seperti jalur kereta Bandara Soekarno-Hatta, jalur kereta Bandara Internasional Minangkabau, jalur kereta api menuju Bandara Adisutjipto dan Kulon Progo, dan sebagainya. Termasuk membangun double track yang bertujuan memisahkan kereta api yang jarak jauh dan jarak pendek atau lokal. “Itulah tugas-tugas utama yang sedang dilakukan oleh PT KAI saat ini,” kata Edi.

Selain itu, PT KAI melalui Peraturan Presiden, ditugasi untuk membangun dan mengoperasikan jalur LRT (Light Rail Transit) dari Cibubur, Cawang, Dukuh Atas dan Bekasi Timur, Cawang, Dukuh Atas. Di samping ini, PT KAI mengembangkan lagi pelayanan kepada masyarakat dengan meluncurkan Rail Clinic Generasi ke-empat. Kereta khusus ini menjadi salah satu inovasi kentara apa yang dilakukan Edi di PT KAI.

“Ini merupakan kereta api yang di dalam gerbong-gerbongnya terdapat alat-alat kesehatan untuk masyarakat yang tinggal di sekitar jalur kereta api. Kereta ini akan berhenti di sebuah stasiun, khususnya stasiun di daerah pelosok atau terpencil, yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan,” kata Edi.

Kereta khusus ini digunakan untuk memberi pelayanan kesehatan, seperti pelayanan kesehatan umum, laboratorium, periksa gigi, mata, kefarmasian, sampai periksa kehamilan dengan cuma-cuma. Selain itu, di gerbongnya juga dibangun sebuah perpustakaan keliling. Harapannya, saat orangtua memeriksakan kesehatannya, anak-anak bisa membaca buku dan belajar.

Rail Clinic menjadi bagian dari program Corporate Social Responsibility PT KAI. Meski demikian, kegunaan Rail Clinic tidak sebatas untuk membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan gratis, tetapi juga bisa dilibatkan dalam kasus menolong korban bencana alam, termasuk evakuasi.

Untuk mendongkrak layanannya, PT KAI tidak segan-segan menggunakan teknologi terbaru yang relevan. Dengan teknologi, misalnya, sekarang masyarakat mampu mengurus seluruh kebutuhan tiket kereta api melalui gawainya. Termasuk memesan makanan untuk disantap saat berkereta. Di sini, masyarakat bisa menentukan kapan makanan tersebut akan diterima dan disantap. Generasi ke-4 ini merupakan buah sinergi antarBUMN antara PT KAI dan PT Jasa Raharja (Persero).

Optimalisasi Pengangkutan

Edi mengatakan, kereta api menjadi satu-satunya moda transportasi di Indonesia yang mengangkut penumpang terbanyak. Selama setahun pada 2017, ada 360 juta penumpang. Ke depan, PT KAI akan memberikan fokus pada angkutan barang.

Dengan mengoptimalkan angkutan barang ini, selain efektif, juga mendukung pemerintah dalam mengurangi kemacetan, meminimalisir rusaknya jalan darat, dan sebagainya. Asal tahu saja, menurut Edi, angkutan barang sampai hari ini yang terbanyak terjadi di jalan raya, sekitar 90%.  “Sisanya itu 8% diangkut dengan kereta api, 1% kapal laut, dan 1% melalui jalur udara,” kata Edi, yang meraih The Best Industry Marketing Champion 2017 dari sektor transportasi.

Rendahnya penggunaan kereta api disebabkan banyak jalur kereta yang masih terputus-putus. Dia mencontohkan, di Pulau Sumatera, ada jalur kereta api sepanjang 1.176 kilometer, tapi tidak terkoneksi secara utuh. Jalur tersebut berada di wilayah Divisi Regional I, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. “Karena masih terpisah-pisah, jadi belum optimal untuk dijadikan angkutan barang,” imbuh Edi.

Edi optimistis dengan masa depan kereta api di Indonesia, mengingat Presiden Joko Widodo sangat menganjurkan penggunaan sarana transportasi publik. Bagi Edi, kereta api harus bisa memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah transportasi di negeri ini. “Sekarang, jalur kereta api hanya ada di Jawa dan Sumatera. Kelak, jalur kereta api akan hadir di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Bahkan, Pak Presiden mencanangkan pembangunan jalur kereta di Papua,” katanya.

Transformasi tersebut juga berbuah pada kinerja keuangan PT KAI yang terus meningkat. Pada tahun 2014, pendapatan PT KAI mencapai Rp 10 triliun, meningkat menjadi Rp 13 triliun pada tahun 2015, dan Rp 14 triliun pada tahun 2016. “Inovasi dan transformasi akan terus kami jalankan. Seiring dengan ajakan Pak Presiden, ayo naik kereta dan, tentunya kerja, kerja, kerja,” pungkas Edi.

    Related