Istilah smart city saat ini sedang banyak digerakan oleh kota-kota di Indonesia. Tidak hanya kota besar saja, namun kota kecil juga berlomba-lomba untuk menerapkan konsep smart city. Walaupun belum ada definisi resmi bagaimana sebuah kota berhak dilabeli sebagai smart city, terkadang beberapa daerah sudah melabeli dirinya sebagai smart city hanya dengan membuat sebuah situs.
DKI Jakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang gemar menggalakan konsep smart city melalui platform Jakarta Smart City. Ada enam indikator dalam pelaksanaan Jakarta Smart City, yakni Smart Governance, Smart Economy, Smart People, Smart Mobility, Smart Environment, dan Smart Living.
Menurut Prasetyo Andy Wicaksono, Head of IT Development Jakarta Smart City, visi pembuatan smart city di Jakarta adalah membuat roda pemerintahan yang lebih efektif, efisien dan transparan.
“Minimal layanan Pemprov DKI Jakarta bisa lebih memuaskan. Pola pikir lama tentang birokrasi adalah. Dulu pemerintah satu arah, tetapi sekarang lebih dua arah dan ekspresif. Semua orang bisa berikan masukan, komplain, dan harapan serta apresiasi,” jelas Prasetyo di Jakarta, Rabu (26/10).
Prasetyo menambahkan bahwasanya akan selalu ada gap antara pemerintah dengan masyarakat. Ide Jakarta Smart City adalah menjembatani antara pemerintah dengan masyarakat. “Dulu ada istilah ‘Asal Bapak Senang’, sekarang dicoba melakukan terobosan untuk bisa memberikan pelayanan terbaik buat masyarakat,” tambah Prasetyo.
Jakarta Smart City menggunakan beragam platform untuk bisa mendapatkan masukan dari masyarakat. Mulai dari via SMS, e-mail, Twitter, serta aplikasi. “Intinya insight orang Jakarta sukanya apa sih, sehingga bisa bikin kebijakan yang lebih asik,” pungkas Prasetyo.
Editor: Eko Adiwaluyo