Hari Kartini yang jatuh pada bulan April selalu menjadi topik yang hangat untuk di bahas. Permasalahan kesetaran dan emansipasi perempuan menjadi topik yang terus digaungkan selama bertahun-tahun. Saat ini, dalam dunia kerja di Indonesia, kaum perempuan telah menunjukkan bahwa mereka juga bisa menduduki jabatan strategis dan bertanggung jawab penuh terhadap arah perusahaan.
Bahkan, untuk industri yang biasanya dipadati kaum pria seperti industri teknologi, kaum perempuan mulai unjuk gigi dan berhasil menunjukan bahwa mereka juga bisa setangguh pria dalam industri teknologi. Menurut Achmad Zaky pendiri dan CEO Bukalapak dalam acara BukaTalks di Jakarta, pekan lalu, menyebutkan bahwa dunia teknologi bukan hal yang mudah dikuasai. Bahkan menurutnya tidak semua pria mampu memahami kompleksitas yang terjadi di dunia teknologi.
“Kami melihat bahwa prestasi wanita saat ini sudah tidak kalah dengan pria, bahkan di bidang yang umumnya digeluti oleh kaum pria. Perlu diketahui bahwa bidang yang dikuasai tidaklah mudah, bahkan tidak semua pria mampu melakukannya,” ujarnya.
Salah satu perempuan yang telah belasan tahun kerja di industri teknologi adalah Vina Kasim, Country Leader Marketing IBM Indonesia. Salah satu perempuan paling berpengaruh di IBM ini menjelaskan masih banyak perempuan Indonesia yang memiliki passion dan skill yang dibutuhkan di industri teknologi tetapi tidak percaya diri atau masih segan untuk terjun ke ranah teknologi. Padahal menurutnya yang terpenting adalah kemauan yang kuat untuk dapat berkontribusi dalam industri.
“Bagi saya, teknologi itu menarik, selalu berkembang seiring waktu, tidak pernah diam di tempat. Kita pun ikut berkembang. Sebagai perempuan kita harus terus tumbuh dan berkembang, sama seperti teknologi. Berkaca dari pengalaman, jangan pernah takut untuk cari tahu apa yang kita suka, terus berusaha untuk mengejar cita-cita, dan yang paling penting jangan takut untuk bermimpi dan jangan lupa berdoa,” tambah Vina.
Sementara itu, Monica Carolina, CEO Nixiagamer.com memilih untuk total berkontribusi dalam bidang game. Monica telah bekerja sebagai professional gamer sejak tahun 2008. Ia percaya bahwa tekad yang kuat dan rasa percata diri membuat dirinya berhasil menjadi sosok penting di industri game di Indonesia.
“Teknologi khususnya gaming sangat identik dengan pria, jarang memang kita melihat professional gamers itu perempuan. Tetapi, selama kita punya kemampuan, perempuan tidak akan kalah dengan gamers pria. Karena yang paling penting dalam game adalah skill bukan gender kalian,” cetus Monica.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Alamanda Shantika, selaku Founder dan CEO Binar Academy. Sosok perempuan yang berkecimpung di dunia digital dan teknologi ini memiliki komitmen dan harapan untuk dapat memberdayakan wanita di Indonesia agar melek digital dan teknologi informasi.
Menurutnya, saat ini masih sekitar 10% perempuan yang memilih terjun di industri teknologi. Ia menambahkan bahwa kepemimpinan perempuan di dunia teknologi dapat menciptakan kolaborasi yang luar biasa untuk kemajuan Indonesia
“Saya ingin terus berkontribusi bagi masyarakat Indonesia. Lewat Binar Academy, kami ingin membentuk talent-talent berkualitas yang nantinya bisa membentuk ekosistem di mana tiap orang bisa berkontribusi untuk daerahnya nantinya dan meningkatkan ekonomi di setiap kota di Indonesia. Tidak berhenti sampai di sini, saya ingin masyarakat Indonesia, terutama perempuan dapat makin melek digital dan teknologi informasi,” ujar Alamanda.
Editor: Sigit Kurniawan