Indonesia sedang mengalami kemajuan pesat di pasar Asia. Perubahan besar tengah terjadi dalam dunia kerja, dan di sisi lain, China menjadi aktor utama dengan kekayaan teknologi dan ketidakpastian yang tengah terjadi di berbagai sektor.
Tiger Cao, CEO Kotler Marketing Group (KMG) China, membagikan pandangan terkait bagaimana China menggunakan teknologi untuk mengatasi isu-isu pasar, dan memberikan dorongan untuk menciptakan pekerjaan yang lebih menjanjikan.
“Melibatkan pasar yang diberdayakan oleh artificial intelligence (AI) dan smartphone, dalam konteks biaya di China sebelumnya, pertumbuhan biasanya mencapai delapan hingga sebelas poin setiap tahunnya. Namun, saat ini, mencapai titik terendah sebesar 4,85%,” kata Tiger Cao dalam sesi China Tech for ASEAN pada The 9th ASEAN Marketing Summit, yang menjadi rangkaian MarkPlus Conference (MPC) 2024, Rabu (6/12/2023).
Dikatakan olehnya, fenomena ini membicarakan bagaimana cara untuk terus tumbuh dan mengadopsi pengaturan baru. Pada tahun 2019, pendekatan pemasaran mulai berubah.
BACA JUGA: Pengguna Teknologi Artificial Intelligence di Indonesia Meningkat 22,1%
Bukan hanya sebagai fungsi pasar atau jenis departemen, melainkan seperangkat aturan dan prinsip untuk mendorong pertumbuhan bisnis, hampir seperti pertumbuhan organik.
“Pemasaran saat ini melibatkan bagaimana pemasaran dapat menjadi agen yang ingin tahu dan bagaimana bisnis dapat mencapai pertumbuhan organik,” ujar Tiger Cao.
Struktur untuk pertumbuhan diberikan perhatian khusus di pasar. Perangkat pertumbuhan menjadi strategi dan pertumbuhan strategis. Pertumbuhan struktural ditekankan tanpa perlu mengubah model kantor.
Namun, lebih banyak investasi ditempatkan dengan peningkatan efisiensi dan efikasi menggunakan teknologi canggih. Dijelaskan, tiga aspek utama pertumbuhan struktural adalah pelanggan, produk, dan saluran.
BACA JUGA: Tonjolkan Kenyamanan, Toyota Hadirkan Jok dengan Teknologi Air Chair
“Hubungan pelanggan yang telah terjalin selama 40 tahun menjadi fokus, dengan dorongan untuk meningkatkan kinerja produk dan efisiensi saluran. Kehadiran kelas saluran baru untuk Amerika, seperti e-commerce, dan juga konsolidasi dalam saluran klasik, menjadi bagian menarik,” jelas Tiger Cao.
Lebih lanjut, pentingnya pertumbuhan struktural, hubungan pelanggan yang kuat, dan strategi efisiensi membentuk landasan bisnis di China. Pilihan ekspansi yang mencakup fisik dan digital di China, diakui sebagai “kampung halaman”.
Sementara itu, fokus pada poin 4.0 membicarakan bagaimana kecerdasan buatan dan teknologi pintar akan menjadi pengendali utama dalam pemasaran. Di sini, pentingnya aspek identitas dalam pemasaran diakui, terutama dalam era kecerdasan buatan di mana perilaku konsumen dipengaruhi oleh media sosial dan tantangan kecerdasan buatan.
“Peran Key Opinion Leaders (KOL) dan Key Online Consumers (KOC) menjadi semakin signifikan, dan adaptasi terhadap tren online dan kebutuhan konsumen perlu diperhatikan,” tutur Tiger Cao.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz