Tingginya harga vanili membuat komoditas ini mendapatkan julukan tanaman si emas hitam. Harga vanili di pasar global sangat tinggi, dengan rata-rata mencapai EUR 270,40 per kg untuk vanili ekstrak dan EUR 175,56 per kg untuk vanili utuh pada tahun 2022.
Data Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) pada tahun 2020 menunjukkan Indonesia menyumbang sekitar 30,3% dari produksi vanili dunia dengan produksi sekitar 2.306 ton, berada di belakang Madagaskar yang menguasai 39,1% (2.975 ton) produksi dunia. Meskipun Indonesia adalah salah satu produsen utama vanili, negara ini masih berada di peringkat ketujuh dalam hal ekspor vanili dunia, dengan kontribusi sekitar 2,63% terhadap total ekspor vanili dunia.
Ada potensi besar untuk meningkatkan ekspor vanili Indonesia. Data dari ITC Export Potential Map menunjukkan potensi peningkatan ekspor Indonesia ke seluruh dunia sebesar US$ 59 Juta untuk vanili asal Indonesia.
BACA JUGA: Ekspor ASEAN Diperkirakan Tembus US$ 3,2 Triliun pada Tahun 2031
“Kekhawatiran terhadap pasokan vanili global muncul karena adanya beberapa faktor, seperti kekeringan, angin topan, dan praktik pertanian yang buruk di Madagaskar. Hal ini dapat menjadi peluang bagi vanili Indonesia,” kata Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Rini Satriani dalam keterangannya, Selasa (17/10/2023).
Pada tahun 2022, lima negara tujuan utama ekspor emas hitam asal Indonesia adalah Amerika Serikat (64,93%), Jerman (8,62%), Belanda (7,53%), Singapura (2,63%), dan Kanada (2,50%). Sementara itu, terjadi peningkatan permintaan vanili yang signifikan dari negara-negara, seperti Prancis, Amerika Serikat, Belgia, Inggris, dan Mauritius.
Saat ini, ekspor vanili Indonesia dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti harga vanili Prancis sebagai negara pesaing utama, PDB per kapita Indonesia, PDB per kapita negara tujuan ekspor, jarak ekonomi dan nilai tukar.
BACA JUGA: Shopee Dorong UKM Kusasai Pasar Ekspor, Ini Ceritanya
“Peningkatan harga vanili di Prancis sebesar 10% membuat volume ekspor vanili Indonesia meningkat 0,41%, ceteris paribus. Kenaikan harga ekspor vanili dari negara pesaing, seperti Prancis, membuat negara-negara pengimpor cenderung memilih ekspor dari negara lain, termasuk Indonesia. Ini menciptakan peluang signifikan bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya,” kata Rini.
Selain itu, faktor jarak ekonomi juga berdampak pada permintaan vanili di ASEAN. Negara-negara ASEAN, seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia, lebih memilih ekspor vanili dari Indonesia dibandingkan dengan negara pesaing seperti Madagaskar, Prancis, dan Jerman.
Meskipun emas hitam memiliki potensi ekspor yang besar, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi oleh produsen dan eksportir vanili Indonesia, termasuk pasokan yang tidak stabil akibat cuaca dan iklim yang fluktuatif. Upaya seperti peningkatan mutu produk, kapasitas produksi, dan perluasan pasar ekspor menjadi langkah penting untuk membuka peluang ekspor yang lebih luas di masa depan.
Editor: Ranto Rajagukguk