Menilik Preferensi Gen Z dalam Industri Fesyen dan Kecantikan
Generasi Z (Gen Z) kini menjadi segmen potensial pelanggan primadona bagi beragam industri, termasuk fesyen dan kecantikan. Banyak merek sekuat tenaga membidik segmen tersebut karena memiliki pengaruh besar terhadap tren dan preferensi konsumen saat ini.
Di mata Gen Z, fesyen dan kecantikan bukan hanya tentang gaya dan penampilan. Fesyen merupakan ekspresi diri dan identitas.
Di industri kecantikan, aktivasi seputar dunia kecantikan menjadi salah satu cara pendekatan pemasaran ke Gen Z yang efektif. Apa yang mereka anggap penting?
Apa yang mereka cari dalam produk dan layanan kecantikan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi landasan pemasaran dalam merumuskan strategi pemasaran yang relevan.
Survei ZAP Beauty Index 2023 yang dilakukan oleh MarkPlus Inc., bekerja sama dengan ZAP Clinic memberikan wawasan yang berharga terkait preferensi dan prioritas kegiatan kecantikan Gen Z di Indonesia. Hasil survei tersebut mengungkapkan bahwa melakukan treatment kulit wajah di klinik menduduki peringkat pertama dalam prioritas mereka, dengan persentase yang signifikan mencapai 36,2%.
Diikuti belanja skincare dengan 19,6% dan belanja pakaian, sepatu, atau tas dengan 18,3%.
BACA JUGA: Sasar Gen Z, Djournal Coffee Luncurkan Menu Cold Cream Sensation
Menurut survei itu, bagi Gen Z treatment kulit wajah di klinik tetap menjadi kegiatan utama, sebanyak 35,5%. Prioritas kedua, 21,9%, adalah belanja skincare.
Adapun belanja pakaian, sepatu, atau tas menempati posisi ketiga, sebesar 19,1%. Di sektor fesyen, faktor keberlanjutan menjadi perhatian kalangan Gen Z.
Ini tercermin dari survei Instagram Trend Talk 2024. Survei mengungkap bahwa gaya berpakaian sederhana, sentuhan vintage, dan aktivitas do it yourself (DIY) menjadi preferensi Gen Z.
Hal ini sejalan dengan nilai-nilai individualitas dan kesadaran akan lingkungan yang dianut oleh Gen Z. Selain itu, survei tersebut mengungkap minat Gen Z pada barang-berang retro.
Ini turut memengaruhi tren mode dan kecantikan. Mereka menyukai hal-hal yang berbau nostalgia.
BACA JUGA: Riset MarkPlus: Gen Z Cenderung Tak Percaya Ramalan Zodiak
Strategi Merek
Selain mengikuti tren, strategi pemasaran untuk menarik perhatian generasi ini juga perlu memperhatikan beberapa faktor kunci lainnya. Pertama, kolaborasi dengan influencer yang populer di kalangan Gen Z.
Mereka dapat mendukung merek dengan membuat konten menarik yang dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Oleh sebab itu, penting untuk memilih influencer yang sejalan dengan nilai dan karakter merek, serta memiliki pengikut yang besar di kalangan Gen Z.
Kedua, para pemasar harus memahami bahwa Gen Z merupakan pengguna media sosial yang aktif. Oleh karena itu, keberadaan merek di platform-platform media sosial sangat penting.
Namun, untuk berhasil menarik perhatian Gen Z, merek harus memperhatikan elemen autentisitas. Generasi ini cenderung menilai keaslian suatu merek dan mencari konten yang autentik dan relevan bagi mereka.
Karenanya, strategi pemasaran harus menekankan cerita-cerita yang autentik dan mengusung pengalaman nyata terkait produk atau layanan.
Editor: Ranto Rajagukguk