Teknologi menjadi salah satu alat untuk mengakselerasi berbagai bisnis, tak terkecuali pariwisata. Joddy Hernady, SVP Media & Digital Business PT Telkom Indonesia Tbk. mengatakan pemanfaatan teknologi di era Industri 4.0 dapat mengakselerasi bisnis pariwisata sekaligus membentuk ulang masa depan bisnis ini.
Menilik konsep Tourism 4.0, Joddy menyebutkan Artificial Intelligence, Internet of Things (IoT), dan Cloud merupakan deretan teknologi terpenting bagi masa depan industri pariwisata. Deretan teknologi ini memiliki peranan penting lantaran mampu menciptakan kecerdasan berbasis data.
“Teknologi-teknologi ini memungkinkan kita untuk mengambil peluang dengan menyesuaikan perjalanan para wisatawan. Misalnya, melalui IoT kita bisa mengumpulkan banyak data, dan mengetahui setiap langkah para wisatawan. Kita bisa mengetahui apa yang mereka cari, destinasi tujuan mereka, hingga penginapan atau restoran yang dipilih. Di sini, kita bisa melakukan personalisasi pada tiap-tiap wisatawan dan menawarkan berbagai hal yang sesuai dengan masing-masing mereka,” jelas Joddy di Jakarta, Senin (14/01/2019).
Di satu sisi, kehadiran teknologi memungkinkan pebisnis untuk tak lagi melakukan segmentasi. Seperti teori baru versi Menteri Pariwisata Arief Yahya, “segmentasi terbaik adalah dengan tidak mensegmentasikannya.” Menpar menilai, teknologi digital memungkinkan pemain bisnis untuk mengetahui keseluruhan perilaku dari konsumen. Hal ini memungkinkan pemain bisnis membidik satu per satu target mereka tanpa perlu melakukan segmentasi.
“Pasar pun tak terbatas. Menjadi lebih luas dan semua bisa dibidik sesuai dengan perilaku masing-masing. Pemain bisnis bisa menawarkan solusi atas desires dari orang yang bersangkutan,” ujar Arief.
Bicara soal tren teknologi di industri pariwisata ke depan, Joddy mengatakan web, voice technology, automation, dan blockchain bakal membentuk model baru dari industri ini.
“Web dapat digunakan untuk membuat penawaran yang lebih personal dan targeting, sementara voice technology ke depan nampaknya akan menjadi tren karena ternyata konsumer saat ini lebih senang melakukan percakapan. Voice technology yang bagus akan memberikan pengalaman lebih bagi para wisatawan,” jelas Joddy.
Industri pariwisata pun diprediksi bakal lebih berwarna dengan automation, terutama di bidang transportasi. “Misalnya, automation dapat membantu maintenance suatu airline,” ujar Joddy.
Blockchain pun tak hanya memengaruhi sisi keuangan, melainkan mulai masuk ke industri pariwisata. Pemanfaatan teknologi Industri 4.0 di bidang pariwisata dapat membawa pengalaman lebih bagi para wisatawan. Contohnya, dalam mencari inspirasi menentukan destinasi perjalanan, calon wisatawan dapat menggunakan Virtual Reality untuk membantu merasakan destinasi tersebut secara digital. Bahkan, Joddy memprediksi, nanti sepatu pun dapat memngarahkan penggunanya ke restoran yang mungkin cocok untuk mereka kunjungi.
Editor: Sigit Kurniawan