Menkes Andalkan Teknologi AI Dukung Reformasi Layanan Kesehatan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin (BGS) tengah mengemban tiga tugas penting dari Presiden RI Joko Widodo. Di dalamnya, BGS mengusung enam poin reformasi yang salah satunya dalah soal reformasi layanan kesehatan di Indonesia lewat teknologi. Pada elemen ini, BGS percaya dapat didorong keberhasilannya lewat pemanfaatan teknologi artificial intelligence (AI) dan machine learning.
“Saya berharap kecerdasan buatan dan machine learning dapat berkontribusi untuk Indonesia yang lebih baik dan menjadi lebih sehat, khususnya untuk para generasi mendatang,” ujar Menkes saat membuka acara AI Tech Day, Selasa (22/2/2022).
Di dalam pidatonya, BGS mengatakan bahwa sejak pertama kali dilantik oleh Presiden Joko Widodo, dirinya diberikan tiga tugas besar, yakni menyukseskan program vaksinasi, mengatasi pandemic COVID-19, dan melakukan reformasi sistem kesehatan di negeri ini. Sementara, reformasi sistem kesehatan yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencakup, sistem layanan primer, layanan sekunder, sistem ketahanan kesehatan, sistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, teknologi kesehatan.
“Laporan McKinsey & Co tahun 2022 menunjukkan bahwa potensi pasar layanan Kesehatan digital di dunia diperkirakan bernilai US$ 600 miliar hingga lima tahun ke depan. Angka tersebut didorong oleh peningkatan sektor riset dan pengembangan (R&D) obat-obatan dan layanan kesehatan,” jelas BGS.
Potensi pasar teknologi kesehatan juga diperkirakan sangat besar, seperti penggunaan teknologi berbasis genom dan skrining yang diperkirakan bernilai hingga US$ 25 miliar pada tahun 2024. Teknologi diagnosis digital untuk mengidentifikasi kondisi pasien juga diperkirakan memiliki potensi besar hingga US$ 16 miliar.
Menangkap potensi ini, Budi mengajak para pegiat startup digital untuk terlibat mengembangkan inovasi dan sistem teknologi kesehatan untuk melayani masyarakat. Termasuk dalam pengembangan teknologi AI untuk teknologi pemindai ultrasound. Automasi dari analisis data ultrasound ini rencananya akan disebar ke puskesmas di berbagai wilayah di Indonesia.
Teknologi pemindai dinilai dapat membantu para dokter dan tenaga kesehatan untuk menangkap, menganalisis, dan mengidentifikasi penyakit pasien. “Teknologi ini dapat dimanfaatkan di 10.000 puskesmas yang ada di seluruh Indonesia,” tutup Budi.