Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Lalu Cukup Kuat

marketeers article
100887633 jakarta, indonesia. february 20, 2018: beautiful gelora bung karno for the asian games 2018

Gejolak perekonomian dunia yang disebabkan oleh ancaman perang dagang Amerika Serikat dan China berdampak besar terhadap perekonomian dunia. Prospek melambatnya perekonomian dunia pun membuat pasar saham dunia bergejolak. International Monetary Fund (IMF) menyebut gejolak ekonomi dunia mulai memunculkan tanda-tanda akan datangnya krisis finansial.

Indonesia memiliki pertumbuhan yang cukup baik di tengah dinamika perekonomian dunia di tahun 2018. Indonesia mampu tumbuh di kisaran 5%. Hal ini juga bisa dilihat dari realisasi pendapatan negara mencapai 100% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akhir tahun 2018.

Defisit APBN dianggap sehat, hingga akhir November 2018 mencapai Rp 278 triliun atau 1,89% di bawah Produk Domestik Bruto (PDB), di mana angka ini di bawah target APBN sebesar 2,19%. Inflasi pun terkendali. Hal ini dibenarkan oleh Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia, menurutnya pada tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup kuat karena didukung oleh konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah.

“Kami mengharapkan momentum pada akhir tahun akan tetap berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi mendekati 5,15-5,17%. Di balik indikator pertumbuhan ekonomi, banyak sekali indikator pembangunan yang truly matters to the people,” ujar Sri Mulyani pada ajang DBS Asian Insights Conference.

Ia pun melanjutkan bahwa hal ini juga menekan tingkat kemiskinan di dalam negeri sepanjang sejarah Indonesia. “For the first time, single digit poverty rate yang sekarang turun menjadi 9,66% dari 9,8% pada Maret 2018,” tambahnya.

Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia menambahkan, selain pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan tingkat kemiskinan yang menurun, laju inflasi Indonesia dinilai sudah cukup baik sampai akhir tahun 2018. Hal ini terbukti dari tingkat inflasi yang berada di bawah 3%.

“Kalau kita manage dengan baik, ekonomi kita akan membaik sampai tahun 2023. Kita harus optimistis terhadap kondisi ekonomi kita saat ini, karena kita bisa menahan inflasi di bawah 3%. Tidak akan ada ancaman yang berarti dalam 10-15 tahun ke depan. Untuk itu, kita fokus untuk membangun infrastruktur dan sumber daya manusia mulai dari sekarang,” tutupnya.

Editor: Sigit Kurniawan

Related