Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis Indonesia tak masuk dalam jurang kemerosotan ekonomi berkepanjangan atau resesi pada tahun 2022. Pasalnya, tren ekonomi masih terus bergeliat hingga paruh pertama tahun ini.
Airlangga bilang apabila tren tersebut dapat dipertahankan hingga kuartal III tahun 2022, maka pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun dapat menyentuh 5% hingga 5,2%. Pertumbuhan tersebut mirip seperti India dengan terhindar dari jurang resesi.
“Kami masih optimistis pertumbuhan ekonomi positif. Kuartal kedua juga diperkirakan sedikit lebih dari 5%, kalau itu bisa dijaga sampai kuartal ketiga maka angka 5 sampai 5,2% akan tercapai di akhir tahun,” ujar Airlangga dalam dialog daring di Jakarta, Selasa (2/8/2022).
Menurutnya, dilihat dari indikator makro ekonomi hanya ada dua sektor yang mengalami pelambatan selama dua kuartal awal 2022. Kedua sektor tersebut, yakni konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah yang ditargetkan dapat dikejar pertumbuhannya pada semester II.
Sementara itu, indikator lainnya seperti pendapatan negara bukan pajak (PNBP) dan industri pengolahan mengalami pertumbuhan. Demikian pula dengan industri kesehatan dan pergudangan.
“Industri pengolahan naik sektar 5% dan ini juga hampir sama dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang kontribusinya adalah sekitar 19%. Leading indikator lainnya juga kita lihat dari indeks keyakinan konsumen sekitar 128,2 poin dan penjualan ritel juga naik,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Kebijakan Fisakal (BKF) menyebut Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang memiliki peluang kecil masuk dalam jurang resesi. Hal itu diperkuat dengan survei yang dilakukan Bloomberg yang menghitung probalitas Indonesia masuk resesi hanya 3%.
Selanjutnya, probabilitas negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) seperti Filipina, Thailand, Vietnam, dan Malaysia mencapai 8% hingga 13%. Negara-negara seperti Korea Selatan dan Jepang bahkan memiliki probabilitas resesi sebesar 25%.
Tak hanya berdasarkan survei Bloomberg, pertumbuhan perekonomian Indonesia yang mencapai 5% pada kuartal I tahun 2022 dan inflasi yang hanya 4,4% per Juni 2022 juga dipandang lebih baik ketimbang negara-negara lain.
Editor: Ranto Rajagukguk