Menperin: Indonesia Target Punya 600.000 Unit Mobil Listrik pada 2030

marketeers article
Menperin: Indonesia Target Punya 600.000 Unit Mobil Listrik Di 2030 (FOTO:GIIAS)

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan antusiasme masyarakat terhadap kendaraan listrik, baik mobil listrik dan motor listrik sangatlah tinggi. Oleh karena itu, sudah saatnya industri otomotif secara menyeluruh bergerak untuk membawa teknologi terbaru yang memanfaatkan energi baru dan terbarukan untuk masa depan yang lebih baik.

“Orang-orang butuh teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan bebas dari polutan. Dalam beberapa hari ini kita sudah melihat bagaimana antusiasnya orang-orang terhadap kendaraan listrik. Dari situ saya menganggap bahwa electric mobility bukan sekadar memproduksi kendaraan listrik, industri otomotif dan kelistrikan saja. Tapi juga membawa gambaran yang lebih komprehensif lebih besar tentang bagaimana teknologi yang lebih ramah lingkungan yang seharusnya. Indonesia sepakat dengan regulasi COP 2026 untuk memulai net zero emission pada 2060, termasuk menggunakan energi baru dan terbarukan. Termasuk menjaga produksi dan regulasi yang lebih menguntungkan buat semuanya,” ujar Agus Gumiwang dalam pameran GIIAS, Tangerang, Kamis (18/8/2022).

Dia juga menegaskan Indonesia akan mulai memproduksi mobil listrik dengan jumlah 600 ribu unit mobil, truk, dan bus listrik pada 2030. Sementara itu, untuk kategori kendaraan roda dua sebanyak 3 juta unit.

“Sebagai catatan, sekarang ada empat produsen bus listrik di Indonesia, kemudian tiga produsen mobil listrik dan 31 produsen motor listrik yang punya fasilitas produksi di Indonesia. Transfer teknologi adalah kata kunci dari peralihan ini. Bukan hanya teknologi baterai saja, namun semua hal yang berkaitan dengan kendaraan listrik. Mesin penggerak, baterai dan komponen yang bersentuhan langsung dengan lingkup kendaraan listrik ini harus dijaga,” katanya.

Agus juga menyinggung soal pemanfaatan industri menengah dan kecil untuk memproduksi ragam komponen yang bisa mulai diproduksi untuk semua kendaraan listrik. Dengan demikian, semua pihak benar-benar saling bahu-membahu dalam hal percepatan kendaraan listrik di Indonesia. 

Menurutnya ini adalah simbiosis mutualisme yang sangat baik untuk membuat manufaktur yang besar tetap terkoneksi dengan industri menengah dan kecil. Sementara itu, perwakilan dari industri otomotif yang saat ini punya komitmen besar dalam hal elektrifikasi otomotif, yaitu Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing, Prasanna Ganesh dan Chief Operating Officer PT Sokonindo Automobile, Franz Wang, sepakat untuk menyampaikan tentang pentingnya regulasi yang juga mendukung upaya mereka dalam mempercepat produksi elektrifikasi otomotif.

Pasalnya, tantangan dalam hal pemasaran mobil listrik dan motor listrik itu punya pendekatan dan metode yang berbeda. Dengan demikian dibutuhkan sokongan regulasi agar titik temu antar industri yang bermain di dalamnya juga dapat sejalan.

Hal lain yang juga sangat berkaitan dengan percepatan elektrifikasi otomotif di Tanah Air adalah soal bagaimana penggunaan komponen baterai di kendaraan listrik, juga sanggup menemui ekspektasi dari calon konsumen. Hal ini dipaparkan oleh Franz Kinzer dari AVL List GmbH. 

Menurutnya dalam membuat komponen kendaraan listrik terutama hal vital seperti baterai, memang dibutuhkan ragam pengetesan. Pasalnya, baterai berbicara soal lifecycle komponen itu sendiri. 

Kuncinya adalah bagaimana membuat baterai dengan masa pakai panjang dan punya kemampuan digunakan untuk kendaraan sepanjang masa pakainya. Jika semua kondisi ini bisa berjalan sesuai dengan perencanaan berikut penerapan regulasi dan dukungan semua pihak termasuk peralihan industri menengah dan kecil, bukan tak mungkin target produksi kendaraan listrik minimal 600 ribu unit (untuk mobil, bus dan truk) sertai 3 juta unit (untuk motor) di Indonesia lebih cepat tercapai.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related