Industri otomotif roda dua mampu menunjukkan ketangguhannya di pasar domestik. Tidak saja dilihat dari penjualannya yang meningkat, namun juga kemampuan dalam memproduksi motor dengan teknologi-teknologi terkini. Namun, kemampuan merajai pasar domestik ini harus ditingkatkan dengan menembus pasar global.
“Industri otomotif roda dua jangan terjebak dengan pasar domestik. Jangan hanya berorientasi pada pasar dalam negeri saja, tapi harus berani ekpansi hingga tingkat global,” kata Menteri Perindustrian Republik Indonesia Saleh Husin, di acara pelepasan ekspor motor perdana Suzuki Address, minggu lalu.
Ia menambahkan bahwa memang tidak mudah untuk bisa menembus pasar global, apalagi Eropa. Namun, sekarang ini sudah terbukti dengan berhasilnya salah satu produsen motor, Suzuki, yang memiliki basis produksi di negara ini mengekspor ke 24 negara di tiga benua. “Saya harapkan produsen motor lainnya juga terus menggenjot ekspor ke luar negeri untuk mengurangi defisit ekspor sektor otomotif,” kata Saleh.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa nantinya Indonesia harus meningkatkan kemampuan produksinya. Produsen motor negara ini harus mampu memproduksi motor di atas 250cc. Tidak saja itu, motor 250cc bikinan negara ini juga harus menembus pasar global, nantinya.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menambahkan bahwa angka ekspor motor produksi Tanah Air harus terus digenjot. Targetnya, dalam lima tahun harus mampu mengekspor 2 juta unit per tahun. Komposisinya, dari total produksi motor nasional yang 20% harus diekspor.
“Pemerintah mendukung sepenuhnya setiap usaha produsen motor di Indonesia untuk melakukan ekspor. Silakan sampaikan pada saya dan Pak Saleh Husin bila ada kesulitan, apa yang bisa kami bantu akan kami lakukan. Perlu insentif atau apa saja, langsung sampaikan,” tegas Rachmat.
Selain Suzuki, produsen lain yang bersiap melakukan ekspor adalah Astra Honda Motor. Negara yang dituju produsen ini adalah Filipina dengan target antara 40-50 ribu unit motor per tahun.