Olahraga kini bukan lagi sekadar aktivitas. Banyak negara di dunia internasional yang sudah menganggap olahraga sebagai industri yang berkontribusi ke devisa negara. Begitu juga yang terjadi di Indonesia. Meski tengah terterpa beberapa isu yang negatif, bidang yang banyak melibatkan talenta muda ini terus dibenahi. Melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, olahraga di Indonesia terus dibenahi, termasuk soal pemasarannya.
“Ilmu marketing dengan dunia olahraga tidak bisa dipisahkan. Olahraga menjadi salah satu sarana penyumbang devisa bagi negara. Sebab itu, olahraga ini membutuhkan pemasaran yang canggih. Para pemasar tentu mengerti ada sisi yang perlu dijual di industri ini. Sehingga, ketika orang datang ke Indonesia bisa menjadi investor,” jelas Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi kepada Marketeers saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Dari sini, Imam memberikan contoh soal pemasaran yang berjalan di industri olahraga bisa didapat dari kasusnya DBL Indonesia. DBL sebagai kompetisi olahrga Bola Basket, marketeer DBL berhasil mendapatkan sponsor jangka panjang dari Astra Honda Motor.
“Ini menunjukkan, orang marketing DBL ini cukup hebat, keuangannya transparan, akuntabel, dan bisa dipertanggungjawabkan. Lebih dari itu, ada harapan besar sponsor itu bisa meraih keuntungan dari ini semua. Hal produktif yang tak bisa dipungkiri adalah dari sisi prestasi yang harus diperlihatkan,” lanjut Imam.
Imam melanjutkan, Basket bisa menjadi opsi baru sebagai olahraga yang digemari oleh remaja Indonesia. Olahraga ini menjadi satu situasi yang sangat nyaman bagi mereka untuk bukan sekadar berolahraga, bermimpi untuk berprestasi, tetapi juga kenyamanan berkomunitas.
Yang pasti, gaung basket ini sudah bisa merajut gaung merah putih di pentas internasional. Prestasi terakhir ditunjukkan oleh Tim Basket Putri Indonesia yang berhasil menyabet medali Perak di Sea Games yang digelar di Singapura pada tahun 2015.
“Kondisi olahraga di seluruh nusantara pun sudah digerakkan dengan baik. Semua orang mulai tertarik dengan olahraga,” tutup Imam.
Editor: Sigit Kurniawan