Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan konsumsi minyak dan gas bumi (migas) dunia akan terus meningkat hingga tahun 2040. Meskipun saat ini semua negara telah menyepakati transisi energi terbarukan, migas diproyeksikan masih akan berperan penting memenuhi kebutuhan manusia.
Arifin Tasrif, Menteri ESDM menjelaskan selama masa transisi energi migas akan tetap berperan penting dalam mengamankan pasokan energi. Dia menyebut berdasarkan Energy Outlook, total konsumsi akhir, termasuk minyak dan gas bumi, mencapai puncaknya pada pertengahan hingga akhir tahun 2020-an dalam skenario Accelerated dan Net Zero.
BACA JUGA: CEO Saudi Aramco: Tinggalkan Fantasi untuk Hapus Migas
“Sebaliknya, dalam skenario New Momentum, yang mencerminkan sistem energi dunia saat ini, total konsumsi akhir meningkat hingga sekitar tahun 2040, setelah itu konsumsi energi mencapai titik stabil pada tahun 2050,” ujar Arifin melalui keterangannya, Senin (14/5/2024).
Menurutnya, dalam tiga skenario transisi energi, yakni Accelerated, Net Zero, dan New Momentum, pemanfaatan minyak dan gas bumi masih tetap dilakukan hingga tahun 2050, meskipun penggunaan langsungnya menurun karena peningkatan efisiensi energi, penggunaan listrik, dan dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.
BACA JUGA: Tak Temukan Sumur Baru, Produksi Migas Masih di Bawah Target
Bagi Indonesia, selama transisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060, minyak dan gas akan terus memainkan peran penting dalam mengamankan pasokan energi. Terutama di bidang transportasi dan pembangkit listrik.
“Gas akan digunakan untuk menjembatani 100% penerapan pembangkit energi terbarukan. Meski demikian, industri hulu migas harus menerapkan strategi penurunan emisi termasuk penerapan teknologi energi bersih seperti carbon capture, utilization, and storage (CCS/CCUS),” ujarnya.
Kemudian, untuk memenuhi kebutuhan migas, Indonesia saat ini memfokuskan upaya eksplorasi cekungan migas, mengingat Indonesia masih menyimpan banyak cadangan migas yang belum dimanfaatkan. Dari 128 cekungan hidrokarbon, 68 di antaranya masih belum dieksplorasi.
Mulai tahun ini, kata Arifin, Indonesia tengah menggalakkan penambahan wilayah kerja migas baru setiap tahunnya. Investor dapat berpartisipasi melalui proses penawaran wilayah kerja yang dilakukan pemerintah atau bernegosiasi langsung dengan pemerintah.
“Untuk menjaga iklim investasi, kami juga memberikan beberapa fasilitas perpajakan dan insentif bagi kegiatan usaha hulu untuk memberikan iklim investasi yang menarik kepada investor terkait aspek keekonomian pengembangan migas,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk