Menteri Yohana: Anak-Anak Adalah Bagian dari Pembangunan Nasional

marketeers article

Kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak-anak telah membuat geram banyak pihak. Termasuk, oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise. Menurutnya, perlu ada dukungan sinergis antar pihak, baik pemerintah, masyarakat, media, dan juga swasta dalam memberantas kasus seksulitas terhadap anak.

“Ada sekitar 87 juta anak-anak yang perlu diperhatikan oleh negara. Jangan sampai kekerasan itu merampas kehidupan anak-anak kita,” kata Yohana dalam acara penghargaan YWN Award for UNICEF di Jakarta Marketing Week.

Yohana menambahkan, sesuai dengan kebijakan negara yang diratifikasi oleh Presiden RI Joko Widodo, anak-anak adalah bagian dari pembangunan nasional. Maka itu, perlu dukungan lintas sektor, pemerintah, swasta, media, dan tokoh agama untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aak.

“Masalah yang berkaitan tentang anak antara lain kekerasa psikis, psikologis, kekerasa seksual, human traficking, dan penelantaran anak. Moto kementerian kami yaitu anak-anak adalah anak-anak kita. Maka, kita harus menjaga mereka layakanya anak kita sendiri,” terangnya.

Kasus kekerasan anak yang terjadi akhir-akhir ini dan terekspos ke media, lanjut Yohana, merupakan bukti bahwa masyarakat semakin sadar bahwa anak harus dilindungi. Kata dia, masyarakat sudah sadar untuk melapor setiap tindakan kekerasan terhadap anak maupun perempuan.

“Sekarang sudah ada UU Perlindungan Anak dan UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Ini menjadi perangkat yang dapat menjerat pelaku kekerasan terhadap anak dan perempuan,” ungkapnya.

Kekerasan seksual yang terjadi beberapa bulan terakhir ini mendorong sang menteri untuk membuat program “Lelaki Peduli Perempuan”. Program ini mengajak laki-laki agar peduli perempuan. Sebab, menurutnya, kebanyakan anak-anak dan perempuan mendapat kekerasan dari laki-laki.

Yohana melanjutkan bahwa kementeriannya telah melakukan pembahasan mengenai program tersebut, sehingga dapat segera dijalankan “Dari mulai keluarga sebagai unit terkecil masyarakat, harus mendapatkan edukasi mengenai anak-anak,” tutur dia.

Menurut Yohana, anak-anak di bawah umur mesti mendapat perhatian dari keluarga dan guru ketika di sekolah. Ini dilakukan agar anak tidak rentan terkena hal negatif yang disebarkan dari lingkungan ia berada.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related