Meroket 291%, Produksi Energi Hijau PLN NP 66,8 Juta MWh

marketeers article
Pembangkit LIstrik Tenaga Surya (PLTS). Sumber gambar: 123rf

PT PLN Nusantara Power (PLN NP) melaporkan sepanjang tahun 2023 berhasil memproduksi energi hijau sebanyak 66,8 juta mega watt hour (MWh). Perseroan meraih kenaikan produksi sebesar 291% dibandingkan realisasi tahun 2022 sebanyak 17 juta MWh.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN menjelaskan penyelarasan proses bisnis menjadi salah satu kunci dalam mendorong kontribusi PLN Grup untuk menghadirkan energi listrik yang kepada masyarakat.

BACA JUGA: Laba PLN Naik 53,12%, Nilainya Tembus Rp 22,07 Triliun pada 2023

“PLN harus bergerak lebih lincah, cepat serta efektif untuk penguatan bisnis yang telah ada dalam mengelola dan menyediakan energi bagi kepentingan masyarakat, pengembangan bisnis yang lebih luas, terutama di bidang energi baru dan terbarukan,” kata Darmawan melalui keterangannya, Jumat (26/7/2024).

Sementara itu, Ruly Firmansyah Direktur Utama PLN NP menambahkan pencapaian positif ini diraih lantaran perusahaan perusahaan melakukan berbagai terobosan sepanjang tahun lalu. Hal ini tercermin dari Equivalent Availability Factor (EAF) Pembangkit Non-Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jawa-Bali, EAF Pembangkit PLTU dan Non PLTU di Luar Jawa Bali yang mencapai lebih dari 100% dari target yang ditetapkan.

BACA JUGA: PLN Salurkan Listrik Hijau 8.978 MWh untuk UNIQLO Indonesia

Sebagai informasi, EAF adalah faktor kesiapan unit pembangkit yang mana makin besar nilai EAF suatu unit pembangkit, maka kian siap beroperasi dalam memproduksi listrik. 

“Sebagai subholding pembangkitan terbesar di Asia Tenggara, kami berkomitmen menjalankan operasional perusahaan dengan sungguh-sungguh,” ujar Ruly.

Sebagai perusahaan pembangkitan, Ruly mengadaptasi tantangan transisi energi dengan aktif melakukan pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT). Sepanjang tahun 2023, PLN NP mampu memproduksi listrik dari energi bersih sebesar 5,6 juta megawatt hour (MWh).

Produksi listrik itu di antaranya berasal dari empat pembangkit EBT, yaitu PLTA Brantas, PLTA Cirata, PLTS Terapung Cirata dan PLTS Ibu Kota Nusantara. 

“Beroperasinya pembangkit EBT ini, salah satunya PLTS Terapung Cirata, menjadi bukti dari komitmen PLN NP dalam menjawab tantangan transisi energi,” ujarnya.

Ruly menambahkan perseroan juga turut serta dalam mendukung Green City di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan membangun PLTS sebesar 10 MW. Selain berasal dari pembangkit EBT, produksi listrik ramah lingkungan juga lewat inovasi teknologi co-firing atau subtitusi batu bara dengan biomassa di PLTU.

“Teknologi co-firing ini mampu diimplementasikan secara komersial pada 24 PLTU dan menghasilkan 511 ribu MWh listrik bersih. Inovasi ini juga mampu mereduksi emisi hingga 533 ribu ton karbon dioksida,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related

award
SPSAwArDS