Meroket 30,1%, Bank Permata Raih Laba Bersih Rp 2,8 Triliun

marketeers article
Kantor PermataBank. Sumber gambar: pers rilis.

PT Bank Permata Tbk (Bank) melaporkan sepanjang kuartal III tahun 2024 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 2,8 triliun. Perseroan berhasil membukukan kenaikan pendapatan sebesar 30,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Meliza M. Rusli, Direktur Utama Permata Bank menjelaskan, pertumbuhan laba diraih berkat pertumbuhan kredit sebesar 8,6% menjadi Rp 150,8 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Hasil ini membuktikan posisi perseroan, sebagai bagian dari Bangkok Bank, yang semakin solid. Performa ini juga ditopang dengan kolaborasi dan kerja sama untuk menjadikan Permata Bank sebagai mitra terpercaya bagi nasabahnya.

BACA JUGA: Naik 8,7%, Laba Bersih PermataBank Rp 1,5 Triliun pada Semester I

“Kinerja finansial kuartal III tahun 2024 yang positif ini memberikan semangat bagi kami di Permata Bank untuk terus berkembang kuat dan tangguh di tengah ketidakpastian dalam ekonomi global dan iklim politik. Kondisi ekonomi, dan sosial Indonesia yang dinamis juga menjadi perhatian,” kata Meliza melalui keterangan resmi, Senin (28/10/2024).

Pada kuartal III tahun 2024, total aset bank tumbuh sebesar 1,1% menjadi Rp 254,6 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Permata Bank berkomitmen dalam penyaluran kredit kepada masyarakat yang dikontribusikan dari pertumbuhan penyaluran kredit kepada segmen korporasi, komersial dan konsumer.

BACA JUGA: Injak Usia 21 Tahun, PermataBank Tonjolkan Prinsip Customer-Centric

Kedisiplinan bank dalam menerapkan optimalisasi neraca secara berkelanjutan berdampak positif pada rasio Loan-to-Deposit (LDR) yang meningkat ke level 81,6% pada September 2024 dibandingkan 75,6% pada September 2023.

Konsistensi dalam menerapkan pengelolaan kualitas aset dan portfolio kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian tercermin dalam rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR) Bank pada September 2024 yang membaik masing-masing pada level 2,1% dan 8%, turun dibandingkan pada level 2,9% dan 9,4% di periode yang sama tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, Meliza menyebut, Permata Bank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif. Hal ini tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 381% dan 97%. Upaya restrukturisasi, litigasi, dan penjualan aset tetap dilakukan Bank dalam melakukan penyelesaian kredit bermasalah.

“Melalui penerapan manajemen biaya yang disiplin serta adaptasi cara kerja digital yang lebih agile, kami berhasil membukukan rasio Cost to Income (CIR) yang semakin baik menjadi 48,9% pada September 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 49,2%,” ujarnya.

Dari sisi pendanaan, total simpanan nasabah meningkat menjadi Rp 183,3 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2024, diiringi rasio CASA yang terjaga di level 55,1%. Rasio permodalan Permata Bank saat ini merupakan salah satu yang terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia, dengan rasio CAR dan CET-1 Bank tercatat masing-masing sebesar 33,2% dan 25,5% pada Kuartal III 2024.

“Ini menjadi pondasi yang kuat untuk prospek pertumbuhan usaha yang lebih luas dan berkelanjutan di masa depan, baik secara organik maupun anorganik,” tutur Meliza.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS