Meroket 38%, Bank Permata Bukukan Laba Rp 3,6 Triliun pada 2024

Sumber gambar: pers rilis.

PT Bank Permata Tbk (BNLI) mebukukan laba bersih sebesar Rp 3,6 triliun sepanjang tahun 2024. Perseroan mendapatkan kenaikan laba sebesar 38% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Meliza M. Rusli, Direktur Utama Permata Bank menjelaskan, pencapaian tersebut tidak lepas dari strategi dalam penguatan fundamental bisnis, inovasi digital, serta peningkatan efisiensi operasional. Dia bilang, pada tahun lalu laba dikontribusikan dari Pendapatan Operasional sebelum Provisi (PPOP) yang tumbuh sebesar 4% dengan kualitas kredit yang semakin membaik.

BACA JUGA: NETA Jalin Kerjasama Dengan Permata Bank untuk Fasilitas Pembiayaan

Perseroan secara fokus terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola risiko kredit yang terefleksi dengan kualitas kredit yang tumbuh semakin baik. Pencapaian ini juga ditopang oleh pengelolaan strategi bisnis yang berkelanjutan dan ditunjang dengan penerapan digitalisasi di operasional bank sehingga dapat memberikan layanan terdepan bagi nasabah.

“Sebagai bank lokal dengan visi regional dan jaringan global, kami ingin terus memperkuat peran bank dalam mendukung pertumbuhan ekonomi serta nilai tambah bagi nasabah dan pemangku kepentingan,” kata Meliza dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (7/3/2025).

BACA JUGA: Dukung Hari Disabilitas, Permata Bank Hadirkan Dua Program

Optimalisasi neraca dan efisiensi bisnis tercermin dari Rasio Loan to Deposit (LDR) yang meningkat ke 83% dibandingkan tahun 2023 sebesar 75%. Total aset tumbuh 0,6% menjadi Rp 259 triliun, dengan total simpanan nasabah mencapai Rp 185 triliun dan rasio CASA di 55%.

Efisiensi operasional terus ditingkatkan, dengan Rasio Cost to Income (CIR) turun menjadi 50% dari 52% pada tahun 2023. Capaian ini didorong oleh pengelolaan biaya yang disiplin serta adopsi digitalisasi yang lebih agile.

Permata Bank menerapkan prinsip perbankan prudent, dengan penyaluran kredit tumbuh 9% (yoy) menjadi Rp 155 triliun. Segmen korporasi tumbuh naik 12% (yoy) menjadi Rp89 triliun.

Sementara itu, segmen komersial dan konsumer masing-masing tumbuh sebesar 6% dan 4% (yoy). Kualitas aset tercatat semakin baik, tercermin pada rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR), yang turun pada level 2,1% dan 7,9%, dibandingkan 2,9% dan 8,7% pada periode sebelumnya.

Meliza menambahkan, Permata Bank terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage di 375% dan LAR coverage di 97%. Selain itu, perseroan memiliki salah satu rasio permodalan terkuat di antara bank komersial terbesar di Indonesia.

“Kami memperoleh CAR 35% dan CET-1 26% pada akhir 2024, memberikan fondasi kokoh untuk strategi prioritas Bank ke depan,” ujarnya.

Related

award
SPSAwArDS