Harga emas terus mencetak level tertinggi baru dan disinyalir bisa menyentuh rekor US$ 3.000 (Rp 46,75 juta) per ounce tahun depan. Hal ini menyusul makin dekatnya pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (the Fed).
Dilansir dari Reuters, Senin (19/8/2024), harga emas di pasar spot kini stabil di level tertinggi di US$ 2.508 per ounce. Sementara itu, emas berjangka AS melonjak 0,16% ke US$ 2.540 per ounce pada jam perdagangan Asia awal pekan ini, memperpanjang kenaikan dibanding Jumat pekan lalu.
BACA JUGA: United E-Motor Perkuat Pemasaran dengan Roadshow dan Test Ride
“2024 adalah tahun di mana emas mencapai sejumlah level tertinggi. Komoditas emas naik karena adanya ketidakpastian. Ketidakpastian kini makin memuncak,” kata Sabrin Chowdhury, kepala analis komoditas di BMI.
Israel dan Iran tampaknya bakal mengalami gesekan. Iran diketahui siap melakukan pembalasan setelah adanya pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran awal bulan ini.
BACA JUGA: Sambut Usia Emas, Sarirasa Group Mantapkan Langkah ke Pasar Global
Israel telah bersiaga atas potensi pembalasan tersebut, dan AS mengirim sejumlah kapal induk serta kapal selam berpeluru kendali ke wilayah tersebut untuk mendukung pertahanan sekutunya. Faktor lain yang mendorong harga emas batangan adalah meningkatnya peluang penurunan suku bunga the Fed pada bulan September.
“Begitu the Fed mulai menurunkan suku bunga, kemungkinan besar bulan depan emas dapat mencapai US$ 2.700 per ounce,” ujar analis BMI.
BACA JUGA: HK: Teknologi Jadi Kunci Pemasar Menavigasi Bisnis di Era Ketidakpastian
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi tingkat risiko untuk membeli emas, sehingga komoditas ini makin menarik sebagai aset safe haven. Suku bunga yang lebih rendah juga menekan mata uang AS, membuat emas yang dijual dalam dolar AS menjadi menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
Analis Citi mencatat sentimen investor tampaknya akan meningkat dalam jangka waktu tiga hingga enam bulan ke depan terhadap emas batangan. Citi memperkirakan harga emas bisa menuju US$ 3.000 per ounce pada pertengahan tahun 2025, dan banderol untuk kuartal IV 2024 sebesar US$ 2.500 per ounce.
Pada trader juga akan memperhatikan pertemuan kebijakan ekonomi tahunan di Jackson Hole pekan ini. Hal itu memberikan gambaran yang jelas tentang prediksi suku bunga yang mana Ketua Fed Jerome Powell akan berbicara pada pertemuan tersebut.
Editor: Ranto Rajagukguk