Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI melaporkan hingga Mei 2022 jumlah investor aset kripto di Indonesia mencapai 14,1 juta orang. Jumlah tersebut naik hampir tiga juta orang sejak akhir 2021 sebanyak 11,2 juta.
Sementara, untuk jumlah transaksi perdagangan aset kripto di Indonesia, selama periode Januari hingga Mei 2022 sudah mencapai Rp 192 triliun. Jika dibandingkan dengan jumlah transaksi pada tahun 2021 dengan masa periode yang sama, terjadi penurunan. Pada Mei 2021, jumlah transaksi aset kripto mencapai Rp 370 triliun.
Adytia Raflein, VP Marketing Tokocrypto mengatakan, laporan tersebut memberikan bukti bahwa industri aset kripto di Indonesia masih bergerak ke arah positif, meski dihantam situasi bear market. Meski pertumbuhan tidak terlalu memuaskan, jumlah investor aset kripto masih jauh lebih besar dibanding saham.
“Pertumbuhan jumlah investor aset kripto masih bergerak ke arah positif di saat situasi market yang mengalami banyak tekanan. Dampak dari kondisi market terlihat dari jumlah transaksi perdagangan, namun hal ini sudah diantisipasi sebelumnya. Sehingga, belum memberikan efek serius untuk pertumbuhan bisnis industri kripto di Indonesia,” kata Adytia melalui keterangannya, dikutip Senin (27/6/2022).
Menurut dia, industri kripto dalam negeri masih terus bergeliat. Hal ini dilihat dari masih adanya sejumlah project aset kripto dan Non-Fungible Token (NFT) baru dari pelaku industri lokal yang rilis. Mereka percaya bahwa bear market bisa menjadi peluang yang baik untuk menunjukkan project mereka.
Kondisi bear market bisa menjadi seperti seleksi alam di dunia aset kripto dan blockchain. Project kripto dan NFT akan diuji untuk bertahan dan mencari peluang. Pasar akan memperlihatkan mana project yang punya fundamental yang baik dan tidak, sehingga membuka potensi untuk yang lebih besar di masa mendatang.
Dari segi bisnis Tokocrypto sendiri masih mengalami pertumbuhan. Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan jumlah investor mencapai 2,7 juta investor per Mei 2022. Sementara, transaksi perdagangan atau weekly trading volume mencapai US$ 300 hingga US$ 400 juta.
“Bisnis Tokocrypto masih mengalami pertumbuhan. Kami terus mengembangkan ekosistem blockchain, TokoVerse untuk meningkatkan revenue perusahaan. Sejauh ini, kami juga masih mencari talenta-talenta terbaik untuk bergabung di perusahaan dan bersama untuk memajukan industri aset kripto dan blockchain di Indonesia,” tuturnya.
Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz