Meta, raksasa teknologi induk Facebook, Instagram dan WhatsApp melanjutkan putaran Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada Rabu (24/5/2023), yang akan berdampak terhadap 6.000 pegawainya. Ini merupakan “Tahun Efisiensi” setelah rencana Meta yang melakukan restrukturisasi besar-besaran untuk menghemat uang dan merampingkan organisasi.
Dilansir dari TechCrunch, Kamis (25/5/2023), karyawan sudah mengetahui adanya PHK ini. Mark Zuckerberg, Pendiri dan CEO Meta mengumumkan dalam posting blog pada Maret 2023 akan memangkas 10.000 pekerja dalam dua putaran PHK, yakni pada akhir April dan Mei.
Pada November tahun lalu, Meta telah melakukan PHK terhadap 11.000 pekerjanya. PHK untuk pekan ini akan menyasar ke divisi bisnis.
BACA JUGA: Meta Ingatkan Pengguna Waspada Penipuan Berkedok ChatGPT
Meta juga menghentikan perekrutan untuk sekitar 5.000 posisi. Secara keseluruhan, sekitar 21.000 pegawai telah kehilangan pekerjaan di Meta sejak November 2022.
Jumlah itu setara dengan seperempat dari total tenaga kerja Meta yang sebelumnya mencapai 87.000 karyawan.
“Sejak kami mengurangi tenaga kerja kami tahun lalu, satu hasil yang mengejutkan adalah banyak hal yang berjalan lebih cepat. Dalam perjalanan, saya meremehkan biaya tidak langsung dari proyek-proyek yang memiliki prioritas lebih rendah,” tulis Zuckerberg.
BACA JUGA: L’Oréal Professionnel dan Wunderman Thompson Hadirkan Meta-Hair
Dengan ribuan anggota tim yang meninggalkan perusahaan, semangat kerja di Meta sangat rendah. Pekerja mengalami frustrasi dan menunggu selama berbulan-bulan terkait kebijakan PHK Meta.
Jika PHK tidak membuat stres, bagi sebagian pekerja, ini bisa berarti kehilangan akses kesehatan dan visa kerja. Sementara itu, Meta menghabiskan US$ 13,7 miliar tahun lalu untuk Reality Labs, departemen pengembangan metaverse-nya.
Para investor telah skeptis terhadap keyakinan Zuckerberg bahwa VR dan mixed reality akan menjadi kekuatan pendorong konektivitas sosial pada masa depan.
“Ada narasi yang berkembang kami bergerak menjauh dari fokus pada visi metaverse. Jadi saya hanya ingin mengatakan di depan bahwa itu tidak akurat. Kami telah berfokus pada AI dan metaverse, dan kami akan terus melakukannya,” kata Zuckerberg.
AI memang sudah menyatu dalam penelitian AR dan VR Meta. AI juga mendukung meoderasi konten, umpan sosial algoritmik, dan aspek utama lainnya dari teknologi Meta.
Namun, meski AI terus menjadi isu favorit di Silicon Valley, perusahaan ini makin mengintegrasikan teknologi tersebut ke bagian-bagian yang sudah mapan dalam bisnisnya. Dalam sebulan terakhir saja, Meta telah memperkenalkan tool pemrograman AI generatifnya sendiri, serta alat untuk pengiklan yang disebut AI Sandbox.
Untuk jangka panjang, Meta tengah mengerjakan chip khusus dan superkomputer sendiri untuk mendukung penelitian AI berskala besar. Inisiatif ini dapat membantu Meta untuk bersaing dengan perusahaan, seperti Microsoft dan Google yang memiliki superkomputer serupa.
Editor: Ranto Rajagukguk