Metaverse, blockchain, dan cyber AI diprediksi menjadi teknologi yang semakin dominan pada tahun 2022. Selama ini, teknologi memainkan peranan besar di lanskap industri maupun kehidupan masyarakat masa kini. Pasalnya, perubahan teknologi hampir selalu disusul dengan perubahan industri, regulasi, hingga perilaku masyarakat. Oleh sebab itu, memahami tren teknologi menjadi laku wajib bagi para pemasar saat memasuki tahun baru 2002 agar bisa menentukan strategi yang tepat dan relevan dengan kebutuhan kekinian.
Berikut beberapa tren teknologi yang diambil dari beberapa sumber dan diklaim akan semakin dominan pada tahun 2022.
Blockchain
Blockchain bukanlah teknologi baru. Teknologi ini sudah populer sejak mata uang kripto atau cryptocurrency dan Non Fungible Token (NFT) mulai marak . Pada tahun 2022, seperti diprediksi Deloitte dalam laporannya berjudul Tech Trends 2022, blockchain akan semakin menjadi bagian integral dari proses bisnis.
Blockchain telah berkembang ke tingkat lebih matang (mature). Karena kebutuhan untuk berbagi data dengan aman terus meningkat, blockchain dianggap sebagai solusi yang relatif aman.
Menukil dari Fast Company yang mengacu pendapat 40 pakar di bidangnya, blockchain akan semakin dipakai di banyak lini bisnis seiring dengan berkembangnya Web 3.0 yang menandai babak baru evolusi internet.
“Kita akan melihat semakin jelasnya nilai yang diusung oleh blockchain dan akselerasi kuat di banyak industri seperti industri jasa keuangan pada tahun 2022,” ujar Kit Colbert, CTP VMware seperti dikutip dari Fast Company.
Paradigma DeFi (decentralized finance) juga akan makin berkembang dan diterima oleh semakin banyak kalangan. Token perusahaan akan menguat sebagai media pembayaran di jaringan B2C generasi nanti dan mata uang digital akan semakin menemukan momentum untuk melesat.
Metaverse
Perbincangan tentang metaverse cukup santer pascapidato Mark Zuckerberg yang secara resmi mengganti nama perusahaan induk Facebook menjadi Meta. Dengan Meta, Zuckerberg menegaskan perusahaannya akan fokus pada pengembangan realitas virtual sepenuhnya di masa depan.
Metaverse bakal makin populer pada tahun 2022 yang ditandai dengan banyaknya perusahaan teknologi yang sedang mengembangkan realitas virtual secara lebih maju dan matang. Sebenarnya, banyak perusahaan sudah mulai mengembangkan teknologi sini sebelum terminologi metaverse dimunculkan lagi oleh Zuckerberg. Sebut saja di dunia gaming, seperti Roblox, PUBG, Mobile Legends, dan sebagainya yang mana antarpemain bisa saling berkomunikasi dan berjumpa melalui avatar.
Secara ringkas, metaverse dipahami sebagai realitas virtual yang menggabungkan aspek avatar, gamifikasi, augmented reality (AR), virtual reality (VR), hingga cryptocurrency yang memungkinkan pengguna berinteraksi.
Hype metaverse pada tahun ini sudah mulai terlihat dari perayaan pergantian tahun lalu di alam metaverse oleh para pesohor seperti dilakukan oleh Paris Hilton. Ia menjadi tuan rumah pesta tahun baru di pulau virtual Roblox. Di sana, ia bisa berkomunikasi dengan para penggemarnya sekaligus memamerkan aktivitasnya, dari belanja, terbang dengan jet pribadi, hingga berjemur di pantai.
Tren ini menjadi peluang baru bagi pemasar untuk membangun strategi komunikasi pemasaran yang kreatif dan kekinian. Hal ini akan makin populer, mengingat, seperti dikutip dari Wired, perangkat VR dan AR makin masif dan terjangkau oleh masyarakat umum.
Cyber AI
Teknologi machine learning dan Artificial Intelligence (AI) telah menjadi tren sementara waktu. Namun, saat banyak organisasi maupun perusahaan berjuang memperkuat keamanan data mereka, semakin banyak tim IT yang mengandalkan AI.
Cyber AI dapat digunakan untuk mempercepat analisis data, mengindentifikasi anomali, hingga mendeteksi ancaman siber. Laporan Deloitte berjudul Cyber AI: Real Defense menyatakan meski pasarnya masih di tahap awal, nilai teknologi Cyber AI ini diperkirakan tumbuh sekitar US$ 19 miliar pada periode tahun 2021 hingga 2025.
Tentu saja, performa Cyber AI juga akan semakin uji oleh semakin banyak dan semakin canggihnya serangan siber pada tahun ini.
Cloud
Meski bukan teknologi baru, pamor cloud di era pascapandemi semakin kuat. Apalagi dalam konteks kebutuhan berbagi data, teknologi cloud ini telah menjadi penyelamat bagi banyak bisnis dengan beralih pada proses kerja jarak jauh selama dua tahun terakhir ini. Gartner memperkirakan 47% karyawan akan bekerja secara jarak jauh pada tahun 2022. Angka ini naik bila dibandingkan dengan era sebelum pandemi sebesar 27%. Dengan ini, kebutuhan akan cloud yang mumpuni akan semakin masif.
Deloitte dalam laporan Cloud Goes Vertical menyatakan cloud akan semakin menjadi kebutuhan mutlak perusahaan atau organisasi untuk operasional, khususnya untuk mengautomasi tugas manual dan mengalihkan fokus mereka pada diferensiasi organisasi yang kompetitif. Sementara, kebutuhan cloud secara ekosistem akan semakin dibutuhkan sehingga memungkinkan proses kerja bersama yang berjalan efektif.
Teknologi macam apa yang perusahaan Anda siapkan untuk mendukung bisnis pada tahun 2022?